Pemerintah Akan Bangun Fasilitas Penyangga BBM Rp 224 Triliun

Safrezi Fitra
12 Juni 2015, 12:11
Katadata
KATADATA

KATADATA ? Pemerintah berencana untuk membangun fasilitas cadangan penyangga bahan bakar minyak (BBM) nasional. Cadangan penyangga ini bisa untuk memenuhi kebutuhan BBM selama 30 hari, dengan investasi sekitar US$ 17,25 miliar atau Rp 224 triliun.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja mengatakan pembangunan cadangan penyangga ini untuk menjaga ketahanan energi nasional. Untuk membangun cadangan penyangga 30 hari, fasilitas tersebut harus bisa menampung 45 juta barel BBM. Asumsinya jika konsumsi BBM per harinya sebanyak 1,5 juta barel.

Cadangan penyangga ini diperlukan sebagai antisipasi kondisi darurat di dalam negeri. Misalnya, jika terjadi bencana tsunami yang menyebabkan listrik mati, sehingga dibutuhkan generator yang menggunakan BBM.

Wiratmaja menyebut pemerintah telah melakukan studi kelayakan untuk pembangunan proyek ini. Targetnya, dalam waktu lima tahun cadangan penyangga BBM sudah selesai dibangun. Tahun ini, pemerintah akan menyelesaikan regulasi dan ketentuannya, dan tahun depan bisa dibuat desainnya.

?Untuk membangun cadangan penyangga ini, Pemerintah mengharapkan dapat dilakukan oleh BUMN dan swasta, termasuk isinya,? ujar Wiratmaja dalam keterangannya, Jumat (12/6).

Hingga saat ini Indonesia belum memiliki cadangan penyangga energi nasional. Hanya ada cadangan operasional PT Pertamina sebanyak 22 hari untuk BBM dan 12 hari untuk LPG.

Selanjutnya, pemerintah akan meminta Pertamina dan badan usaha lainnya untuk memiliki cadangan operasional 30 hari. Untuk tempat penyimpanan BBM, disarankan menyewa tangki-tangki milik Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas yang tidak digunakan.

Saat ini PT Pertamina (Persero) dan PT Adaro Energy Tbk., sedang melakukan kerjasama strategis dalam mengoptimalisasikan infrastruktur BBM. Pertamina akan menggunakan aset penyimpanan (tangki timbun) milik Adaro, untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Saat ini Adaro memiliki fasilitas penyimpanan (storage) berkapasitas 72.000 kiloliter (KL) per hari. Penggunaan aset milik Adaro sangat penting untuk meningkatkan cadangan operasional minyak dari 18 hari menjadi 30 hari.

"Ini juga jadi satu langkah diharapkan menteri. Meningkatkan cadangan dari 18 hari menjadi 30 harian," kata dia.

Reporter: Redaksi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...