Awal November, Kereta Cepat Cina Pertama di Luar Negeri Dibangun di Walini

Yura Syahrul
16 Oktober 2015, 13:06
No image
Suasana pameran jaringan kereta cepat Cina di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

KATADATA - Setelah terbelit kontroversi berkepanjangan, proyek kereta cepat Cina jalur Jakarta-Bandung akan mulai dibangun awal bulan depan. Megaproyek senilai US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 77 triliun tersebut menandai langkah ekspansi pertama kereta cepat Cina ke luar negeri.

Staf Ahli Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sahala Lumban Gaol menyatakan, pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan dimulai 9 November mendatang. Peluncuran megaproyek itu bertempat di wilayah Walini, Jawa Barat, yang juga akan menjadi salah satu stasiun pemberhentian kereta cepat tersebut.

Advertisement

"Launching dan groundbreaking di kebun teh (Walini) semua," kata Sahala seusai penandatanganan pendirian perusahaan patungan kereta cepat Jakarta-Bandung di Jakarta, Jumat (16/10).

Perusahaan patungan inilah yang akan membangun dan mengelola proyek kereta berkecepatan 250 kilometer per jam dengan jalur Jakarta-Bandung, sepanjang 150 kilometer. Ini merupakan patungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan perusahaan BUMN Cina, yakni China Railway International Co. Ltd. Komposisi saham dan setoran modalnya adalah Pilar Sinergi 60 persen dan China Railway 40 persen saham.

Adapun Pilar Sinergi adalah perusahaan konsorsium yang terdiri atas empat perusahaan BUMN. Rinciannya: PT Wijaya Karya Tbk sebagai pemimpin konsorsium dengan porsi 38 persen saham, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII 25 persen, PT Kereta Api Indonesia (KAI) 25 persen dan  PT Jasa Marga Tbk 12 persen saham.

Menurut Sahala, pembiayaan proyek senilai US$ 5,5 miliar bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB) sebesar 75 persen atau sekitar US$ 4,12 miliar. Pinjaman itu berjangka waktu 40 tahun. Sisanya sebesar 25 persen atau US$ 1,37 miliar yang setara dengan Rp 19,25 triliun ditanggung oleh perusahaan patungan BUMN Cina dan Indonesia. "Dari 25 persen tersebut, 60 persen dibiayai BUMN Indonesia dan 40 persen BUMN Cina," katanya.

(Baca: Perpres Kereta Cepat Terbit, Ada Tiga Opsi Sumber Pendanaan Non-APBN)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement