Serangan Rusia ke Suriah, Dongkrak Harga Minyak Indonesia
KATADATA - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) secara perlahan mengalami tren peningkatan sejak September lalu. Setelah anjlok hingga 32 persen dalam tiga bulan sejak Juni hingga Agustus, ICP mulai merangkak naik pada September. Tren peningkatan masih berlanjut pada Oktober lalu.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat ICP Oktober naik US$ 0,55 per barel menjadi US$ 43,68 per barel, dibandingkan September di level US$ 43,13 per barel. Peningkatan ICP sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional.
(Baca: Harga Minyak Anjlok, Kadin Minta Revisi Draf RUU Migas)
Harga minyak WTI di bursa New York (Nymex) naik sebesar US$ 0,82 per barel, menjadi US$ 46,29 per barel. Minyak Brent di bursa ICE naik sebesar US$ 0,75 per barel menjadi US$ 49,29 per barel. Sementara Basket OPEC naik sebesar US$ 0,26 per barel dari US$ 44,83 per barel menjadi US$ 45,09 per barel.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga ini. Faktor pertama, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah akibat serangan udara oleh Rusia ke Suriah. Kedua, penggunaan rig pengeboran (drilling rig)yang menurun. Berdasarkan publikasi laporan pasar minyak bulanan (MOMR) OPEC Oktober 2015, drilling rig count dunia menurun 206 rig dibanding bulan sebelumnya.
Ketiga, berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) penggunaan kapasitas produksi kilang di negara-negara OECD dan bekas Uni Soviet meningkat 1,9 juta barel per hari menjadi 79,4 juta barel per hari. Keempat, stok produk minyak Gasoline dan Distillates di Amerika Serikat turun masing-masing 3,4 juta barel 9,5 juta barel.
Kelima, terkait kebijakan bank sentral Eropa (European Central Bank) memberikan stimulus kepada negara-negara kawasan tersebut yang membutuhkan. Hal ini menyebabkan kemampuan impor negara-negara Eropa meningkat.
Untuk kawasan Asia Pasifik, selain pengaruh faktor dunia, meningkatnya harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan penggunaan kapasitas produksi (utilisasi) kilang Taiwan sebesar 3.3 persen menjadi total 75,4 persen. Adapun total kapasitas kilang tersebut mencapai 530.000 barel per hari.
Di Indonesia peningkatan harga juga dipengaruhi oleh naiknya permintaan kondensat. "Karena mulai beroperasinya kilang TPPI (PT Trans Pacific Petrochemical Indotama) dengan kapasitas 100.000 barel per hari," ujar Tim Harga Minyak Indonesia, dalam keterangannya di situs resmi Kementerian ESDM, Selasa (13/11). (Baca: Pertamina Kekurangan Kondensat untuk Produksi Kilang TPPI)