Cari Dana Infrastruktur, Pemerintah Jajaki Penerbitan Obligasi di Cina

Yura Syahrul
4 November 2015, 18:23
Infrastruktur
Arief Kamaludin|KATADATA
Infrastruktur KATADATA|Arief Kamaludin

KATADATA - Pemerintah berupaya mengamankan kebutuhan dana untuk membiayai pembangunan berbagai proyek infrastruktur sejak awal tahun depan. Caranya dengan mencari utang lebih awal (pre-funding) alias ijon sebelum tahun anggaran 2016. Salah satu sumber pembiayaan yang tengah dipertimbangkan adalah menerbitkan surat utang dalam mata uang renminbi di Cina.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srianita Ginting mengaku masih mengkaji pembiayaan secara ijon dengan menerbitkan surat utang alias obligasi. Pasalnya, pemerintah harus memantau kondisi pasar yang masih bergejolak akibat ketidakpastian rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS), Fed Rate.

Dalam dua hari terakhir ini, kondisi pasar memang lebih kondusif. Hal itu ditandai oleh penurunan imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) dan kenaikan harga minyak yang berpotensi mengerek harga komoditas sebagai salah satu andalan ekspor Indonesia. Kalau kondisi pasar, misalnya di kuartal IV-2015 lebih baik, maka pemerintah akan memanfaatkan momentum tersebut untuk menerbitkan obligasi. Dengan begitu, pembiayaan infrastruktur sudah aman seandainya kondisi pasar kembali bergejolak di awal tahun depan.

Sebaliknya, kalau kondisi pasar belum stabil hingga akhir tahun ini, pemerintah tidak akan memaksakan diri untuk merilis obligasi. "Hukumnya tidak wajib,” kata Loto di Jakarta, Rabu (4/11). Pemerintah akan berhati-hati menjalankan rencana tersebut karena skema pre-funding ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Jadi, pemerintah ingin memperhatikan berbagai aspek, seperti tata cara atau aturan hukumnya.

Selain itu, Kementerian Keuangan masih mengkaji jenis surat utang yang akan diterbitkan, baik dalam nominal rupiah maupun valuta asing. Kajian itu terkait dengan kebutuhan pendanaan dan kewajiban pemerintah, baik dalam mata uang euro, yen, maupun dolar Amerika Serikat (AS). “Hampir tidak ada (pembiayaan) dalam renminbi (mata uang Cina),” kata Loto.

Obligasi dolar memang lebih likuid, namun biayanya atau bunganya juga lebih tinggi. Karena itu, pemerintah mempertimbangkan untuk menukar obligasi dolar dengan menerbitkan surat utang renminbi berbentuk Panda Bond.

Sekadar informasi, Panda Bond merupakan obligasi renminbi yang hanya bisa diterbitkan di Cina (onshore bond). Sedangkan Dim Sum Bond merupakan obligasi renminbi yang bisa diterbitkan di Cina maupun di luar negara tersebut (offshore bond).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...