Skenario Berlapis Menambal Defisit: Utang Luar Negeri dan Pakai Sisa Anggaran

Yura Syahrul
9 November 2015, 18:18
dollar-us-utang-luar-negeri-indonesia.jpg
Donang Wahyu|KATADATA

KATADATA - Anggaran negara di pengujung tahun ini terancam jebol akibat membengkaknya kekurangan realisasi penerimaan (shortfall) pajak hingga Rp 160 triliun. Demi menambal defisit anggaran yang berpotensi membesar hampir 2,6 persen dari  produk domestik bruto (PDB), pemerintah mempersiapkan dua skenario berlapis.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mencatat, belanja pemerintah hingga 5 November lalu sudah mencapai 71 persen dari pagu Rp 1.984,1 triliun. Sedangkan penerimaan atau pendapatan negara sebesar 63 persen dari pagu Rp 1.761,6 triliun. Artinya, defisit anggaran mencapai Rp 298,9 triliun atau sebesar 2,55 persen dari PDB tahun ini yang sekitar Rp 11.710 triliun.

Namun, pemerintah memperkirakan defisit anggaran akan melebar menjadi 2,59 persen dari PDB hingga akhir 2015. Ini lebih tinggi dari target defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015 yang sebesar 1,9 persen maupun revisi prediksi yang dibuat pemerintah pada pertengahan tahun ini sekitar 2,23 persen. Penyebabnya, realisasi penerimaan pajak per 4 November lalu baru mencapai 59,8 persen dari target total penerimaan pajak senilai Rp 1.294,3 triliun.

(Baca: Penerimaan Pajak Baru 60 Persen, Defisit Anggaran Terancam Membesar)

Pemerintah memperkirakan shortfall pajak hingga akhir 2015 ini mencapai Rp 160 triliun. Bila ditambah dengan shortfall  Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Bea Cukai sekitar Rp 20 triliun, kekurangan penerimaan negara tahun ini menjadi sekitar Rp 180 triliun.

Menurut Bambang, bila belanja pemerintah terealisasi sebesar 92 persen maka defisit anggaran mencapai 2,3 persen. Namun, bila realisasi belanja 94 persen maka defisitnya menjadi 2,4 - 2,5 persen. “Kami upayakan defisit (anggaran) di sekitar 2,5 persen. Tidak lebih,” katanya di Sentul, Sabtu lalu (7/11). Dengan ditambah taksiran defisit anggaran daerah 0,3 persen maka total defisit bisa mencapai maksimal 2,8 persen.

Meski begitu, Bambang menjamin arus kas negara masih aman untuk memenuhi kebutuhan belanja hingga akhir tahun ini. “Saya sudah berpengalaman (di pemerintahan), dan kami bisa melewati masa berat itu,” tukasnya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...