Pertamina Akan Turunkan Harga BBM Pekan Depan
KATADATA - PT Pertamina (Persero) memastikan akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Rencana ini akan dilakukan pada pertengahan bulan ini, berbarengan dengan ulang tahun Pertamina yang ke-58.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan penurunan tersebut berlaku untuk BBM yang tidak mendapat subsidi atau non-public service obligation (PSO). BBM tersebut adalah jenis bensin dengan angka oktan (research octane number/RON) 90 ke atas, yakni Pertalite, Pertamax dan Pertamax Plus dan solar Pertadex.
“Dalam rangka ulang tahun (harga BBM) akan kami turunkan,” ujarnya kepada Katadata, Selasa (8/12)
Pertamina sudah menetapkan harga BBM nonsubsidi untuk jenis Pertamax, paling murah untuk wilayah DKI Jakarta sebesar Rp 8.750 dan yang paling mahal di Maluku Utara sebesar Rp 12.250 per liter. Ketetapan harga ini berlaku mulai 1 Desember kemarin. Evaluasi harga bahan bakar khusus dilakukan setiap dua pekan sekali, setiap awal dan pertengahan bulan.
Bambang belum bisa memastikan berapa besar penurunan harganya. Dia hanya menyebutkan persentasenya tidak akan mencapai 10 persen. Padahal harga minyak dunia sudah turun 19 persen dari rata-rata Oktober sebesar US$ 46 per barel, menjadi hingga US$ 37 per barel saat ini. (Baca: Terendah Sejak 2009, Harga Minyak Tahun Depan Bisa US$ 20)
Meski demikian, dia tidak mau mengaitkan penurunan harga yang akan dilakukan Pertamina dengan tren rendahnya harga minyak dunia. Menurut dia harga acuan untuk BBM harga Mean of Plats Singapore (MOPS) product bukan harga MOPS minyak mentah.
Meski sudah bisa menjanjikan penurunan harga BBM nonsubsidi, Bambang belum bisa memastikan harga BBM bersubsidi bisa ikut turun. Untuk BBM bersubsidi dan penugasan masih harus menunggu evaluasi dari pemerintah. (Hingga Kuartal III-2015 Laba Pertamina Anjlok 47 Persen)
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja tidak mau berkomentar apakah harga BBM yang bersubsidi ataupun penugasan akan diturunkan. Dia mengatakan pemerintah masih melakukan evaluasi terhadap harga tersebut.
"Seperti biasa kan tiga bulan. Jadi nanti Januari baru ada pengumuman," ujarnya di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (8/12).
