Ekonomi Indonesia Tahun Depan Terancam Defisit Kembar

Yura Syahrul
16 Desember 2015, 14:57
No image
Aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

KATADATA - Para ekonom memperkirakan, Indonesia akan menghadapi masalah penurunan kualitas fundamental perekonomian pada tahun depan. Penurunan kualitas itu ditandai oleh twin deficit alias defisit kembar, yaitu semakin melebarnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan defisit anggaran.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, defisit neraca dagang pada November lalu sebesar US$ 346,7 juta merupakan defisit dagang pertama kali sepanjang tahun ini atau dalam 12 bulan terakhir. Penyebabnya adalah impor terus merangkak naik sementara angka ekspor kian melemah. Di saat harga komoditas masih rendah, yang merupakan andalan utama ekspor Indonesia, impor barang-barang konsumsi malah meningkat menjelang akhir tahun.

Advertisement

David memperkirakan, tren tersebut akan berlanjut sampai tahun depan. Pasalnya, impor bahan baku dan barang modal juga akan naik seiring menggeliatnya pembangunan infrastruktur. Alhasil, defisit neraca dagang kemungkinan besar masih terjadi pada 2016.

(Baca: Pertama Sepanjang 2015, Neraca Dagang November Defisit)

Dampak lanjutannya adalah, defisit transaksi berjalan juga semakin melebar. “Defisit transaksi berjalan tahun depan akan mencapai 2,5 persen sampai 3 persen dari PDB (produk domestik bruto),” kata David kepada Katadata, Rabu (16/12).

Defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2015 sebesar US$ 4,01 miliar atau setara 1,86 persen dari PDB. Pencapaian ini lebih baik dari periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 7,04 miliar atau 3,02 persen dari PDB. Begitu pula lebih baik dibandingkan defisit pada kuartal II-2015 yang sebesar US$ 4,25 miliar atau setara 1,95 persen PDB.

(Baca: Asing Jual Saham dan SUN, Defisit Neraca Pembayaran Terendah Sejak Awal 2013)

Kebijakan pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur juga  akan menimbulkan defisit anggaran yang lebih besar tahun depan. Apalagi, pemerintah memproyeksikan penerimaan pajak tahun depan akan lebih tinggi dari tahun ini. Kenyataannya, realisasi penerimaan pajak hingga 27 November lalu baru mencapai Rp 806 triliun atau 64,75 persen dari target penerimaan tahun ini. Hingga akhir tahun ini, pemerintah masih optimistis penerimaan pajak mencapai 85 persen hingga 87 persen dari target.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement