Jalan Trans Papua Kelar, Jokowi: Harga Barang Lebih Murah
KATADATA - Presiden Joko Widodo memprediksi kehadiran jalan Trans Papua pada 2018 akan membuat harga barang di pulau ujung timur Indonesia tersebut turun drastis. Hal ini karena akses dan ongkos logistik yang menjadi salah satu komponen utama harga barang ikut turun.
Sebagai contoh, kata Jokowi, harga semen saat ini kurang lebih Rp 800 ribu per sak di Papua. Harga tinggi juga terjadi pada Bahan Bakar Minyak (BBM) di mencapai Rp 60 ribu per liter. Tingginya nilai barang di wilayah tersebut akan menyusut hingga separuhnya. (Baca: Pemerintah Komitmen Bangun Jalan Trans Papua).
“Kalau seluruh (Papua) sudah tembus, harga akan lebih murah karena arus logistik lancar. Semua (harga) minimal akan jatuh paling tidak separuhnya,” kata Jokowi saat penandatanganan kontrak kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2016.
Untuk memastikan proyek tersebut berjalan lancar, Jokowi meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berfokus pada pembangunan jalan ini. Usaha besar perlu dikerahkan dalam mengerjakan beberapa daerah paling sulit di Papua seperti jalur Wamena hingga Nduga. Sehingga, dua daerah tersebut dapat tersambung pada 2018.
“Ini adalah bentuk memperbaiki keseimbangan antara Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. Apalagi kesenjangan antara wilayah Timur dengan Barat seperti bumi dengan langit,” kata Jokowi. (Baca juga: Jokowi Minta Proyek Kementerian PUPR Digarap Kontraktor Daerah).
Sementara itu, Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Prihartono memprediksi hal serupa. Peluang harga barang di Papua turun hingga 50 persen kemungkinan besar terjadi. Sebab, selain jalan Trans Papua, pemerintah juga akan membangun jalur kereta Papua yang saat ini sedang dilakukan studi kelayakan.
“Bayangan saya dengan adanya kereta dan jalan harga seperti semen akan jatuh paling tidak setengahnya,” kata Bambang kemarin. (Lihat pula: Studi Kelayakan Kereta Papua Rampung Tahun Depan).
Menurutnya, dari total ongkos logistik sebesar 27 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, ongkos angkutan darat saat ini menyumbang tiga persen, sedangkan empat persen disumbang oleh angkutan laut. “Untuk Papua, feeling saya tantangan terbesar di darat terutama dari sisi multi modanya,” ujar Bambang.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono mengatakan instansinya menganggarkan Rp 3,8 triliun untuk melanjutkan pembangunan jalan nasional Trans Papua pada tahun ini. Anggaran ini lebih besar dari alokasi 2015 sebesar Rp 3,7 triliun.
Tahun lalu, ada ruas jalan Trans Papua yang belum tersambung sepanjang 825 kilometer. Adapun total panjang jalan nasional tersebut mencapai 4.300 kilometer. Basuki menargetkan proyek Trans Papua akan selesai dua tahun lagi.