Pertamina Bidik Produksi Minyak di Aljazair Naik 45 Persen Pada 2019
KATADATA - PT Pertamina (Persero) telah mendapat izin dari pemerintah Aljazair untuk meningkatkan produksi migasnya di negara tersebut. Namun, Pertamina belum bisa memanfaatkan izin peningkatan produksi tersebut tahun ini.
Badan regulasi minyak dan gas bumi Aljazair, Alnaft telah mengizinkan Pertamina memproduksi migas sebesar 54.300 barel setara minyak (BOEPD). Lebih tinggi dari produksi tahun lalu sebesar 39.000 BOEPD. Namun, Pertamina hanya menargetkan produksi migas di Aljazair tahun ini hanya 38.000 BOEPD.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan tahun ini produksi minyak dari lapangan di Aljazair ditargetkan hanya 20.000 barel per hari. Angka ini tidak mengalami peningkatan dari produksi sepanjang tahun lalu yang mencapai 20.300.
Menurut Wianda, produksi minyak dari negara tersebut akan mengalami peningkatan hingga 45 persen dalam tiga tahun ke depan. Pada 2019, Pertamina menargetkan produksi minyaknya mencapai 29.000 barel per hari. (Baca: 2016, Pertamina Pesimistis Produksi Migas di Luar Negeri Naik)
“Produksi ini sesuai dengan yang telah disetujui di RDP (revise development plan) 2015, pada akhir September 2015. Dari 15.500 barel minyak per hari, menjadi 29.000 barel di 2019 nanti,” ujarnya saat Media Gathering di Jakarta, Kamis (4/2).
Blok migas di Aljazair cukup potensial bagi Pertamina. Apalagi, kata Wianda, cadangan migas di negara tersebut empat kali lebih besar dari Indonesia. Dengan tren penurunan produksi minyak di dalam negeri yang berbanding terbalik dengan peningkatan konsumsi, Pertamina perlu memanfaatkan peluang untuk bisa menggarap blok migas di luar negeri.
Makanya Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng terus mendorong agar Pertamina mengakuisisi banyak blok migas di luar negeri. Pertimbangannya, produksi blok migas di dalam negeri terus menurun. Sementara itu Pertamina menargetkan produksi minyak sampai 2025 mencapai 500 ribu barel per hari.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan wilayah kerja migas di Algeria masih sangat baik untuk berinvestasi, karena cadangan di sana sudah terbukti dan siap untuk dikembangkan. Pertamina juga sedang melirik blok-blok lain di Aljazair untuk diakuisisi.
Salah satu opsi agar dapat masuk mengelola blok migas di Aljazair lewat bermitra dengan perusahaan migas negara tersebut, Sonatrach. Pihaknya bertemu langsung dengan pemerintahan Aljazair, termasuk Sonatrach untuk rencana ini. (Baca: Pertamina Jajaki Tambah Blok Migas di Aljazair)
"Kami bikin tim untuk coba lakukan evaluasi, ada beberapa blok mereka yang belum ada program development (pengembangan), jadi itu mungkin yang bisa kami ajak untuk joint," ujar dia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Tahun ini Pertamina menargetkan produksi minyak di luar negeri bisa mencapai 77.000 barel per hari. Produksi ini disumbang dari tiga blok migasnya di Irak, Aljazair dan Malaysia. Produksi dari Irak ditargetkan paling besar, yakni 38.000 barel per hari. Dari Aljazair sebesar 20.000 barel per hari dan Malaysia 19.000 barel per hari.
Pertamina menargetkan pada 2025 produksi minyak dari luar negeri bisa mencapai 700.000 barel per hari. Produksi ini bisa menyumbang 30 persen dari total produksi minyak Pertamina pada tahun tersebut.