Likuiditas BCA Bertambah Rp 4 Triliun Efek Penurunan GWM
KATADATA - PT Bank Central Asia (BCA) memprediksi ada tambahan likuiditas hingga Rp 4 triliun pada Maret ini. Hal itu seiring penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 100 basis poin menjadi 6,5 persen yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia pada Februari lalu.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan tambahan likuiditas tersebut akan memperkuat BCA terutama dari sisi pembiayaan kredit BCA. Apalagi kondisi BCA saat ini mengalami kelebihan likuiditas. “Perkiraan kita akan ada tambahan Rp 4 triliun,” kata Jahja saat konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 3 Maret 2016.
Menurutnya, BCA masih menargetkan pertumbuhan kredit hingga 10 persen pada tahun ini. Namun, dia enggan memberitahu berapa target pertumbuhan laba kredit BCA. “Apalagi kalau situasi makro ekonomi berkembang,” ujarnya. (Baca: Agresif Pangkas GWM, BI Dianggap “Kompromi” dengan Pemerintah).
Sebagaimana diketahui, GWM merupakan instrumen moneter BI untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. GWM merupakan likuiditas minimum yang wajib dijaga dan dipelihara oleh setiap bank. Tujuannya agar bank dapat memenuhi kewajibannya terhadap penarikan simpanan masyarakat sewaktu-waktu.
Keputusan tersebut sejalan dengan ruang pelonggaran kebijakan moneter yang semakin terbuka dengan kian terjaganya stabilitas makroekonomi. Yaitu, menurunnya tekanan inflasi dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global pada awal tahun ini. Penurunan BI rate dan GWM Primer dalam rupiah diharapkan memperkuat upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan penurunan GWM akan menambah likuiditas perbankan Rp 34 triliun. Dengan begitu, penurunan BI rate bisa efektif mendorong penyaluran kredit perbankan. “Bagi bank ini akan jadi peluang mengefektifkan penyakuran dana,” katanya. Apalagi, likuiditas perbankan sempat mengetat akhir 2015 meski berangsur membaik pada Januari lalu. (Baca: Likuiditas Ketat, GWM dan BI Rate Berpeluang Turun Jadi 6,5 Persen).
Sedangkan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, dampak pemangkasan BI rate terhadap penurunan bunga deposito memerlukan waktu. Karena itu, dibutuhkan kebijakan lanjutan berupa penurunan GWM untuk menambah likuiditas bank sehingga penyaluran kredit bisa lebih cepat.