Harga Kemahalan, Pemerintah Diminta Buka Formula Harga BBM

Arnold Sirait
8 Maret 2016, 19:03
BBM Pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia kembali menjadi sorotan. Sejumlah pihak menilai harga BBM, khususnya jenis Premium, masih mahal meski PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harganya awal Januari lalu. Apalagi, harga minyak dunia masih rendah dan berada di kisaran US$ 30-an per barel.

Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) Faisal Basri menyoroti anomali harga penjualan BBM di Indonesia dibandingkan dengan dua negara lainnya, yaitu Amerika Serikat dan Malaysia. Sebagai perbandingan, rata-rata harga BBM jenis regular gasoline atau setara dengan Pertamax yang memiliki kadar oktan (RON) 92 di Amerika Serikat sebesar  US$ 1,81 per galon per Kamis (7/3) lalu.

Jika dirupiahkan dengan kurs jual Bank Indonesia pada tanggal yang sama sebesar Rp 13.094 per dolar AS, maka harga RON 92 di AS Rp 6.261 per liter (satu galon setara dengan 3,78 liter). Padahal, saat ini harga Pertamax di Indonesia sebesar Rp 7.950 per liter alias lebih mahal 27 persen atau senilai Rp 1.689 per liter dari harga BBM sejenis di AS.

Jika komponen pajak dikeluarkan dari perhitungan harga BBM, harga di Amerika jauh lebih murah. Komponen pajak atau national average excise taxes untuk BBM di AS sebesar US$ 0,4928 per galon. Jadi, harga RON 92 di luar pajak di negara tersebut Rp 4.556 per liter. Sedangkan Pertamax tanpa pajak di Indonesia Rp 6.913 per liter atau lebih mahal Rp 2.357 per liter. Bahkan, RON 92 tanpa pajak di AS itu lebih murah ketimbang harga Premium yang memiliki kadar oktan 88 sebesar Rp 6.130 per liter.

(Baca: Pertamina Bisa Turunkan Harga Premium di Bawah Rp 5.000)

Dalam artikel yang dipublikasikan di blognya, Senin (7/3) lalu, Faisal mengaku pernah mempertanyakan hal tersebut kepada kenalannya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ia pun mendapatkan penjelasan bahwa membandingkan harga BBM di Amerika Serikat dengan di tanah air itu tidak adil Pasalnya, kilang minyak di AS sangat efisien, atau bahkan paling efisien di dunia.

Karena itulah, Faisal membandingkan harga BBM dengan Malaysia. Lantaran RON 92 tidak lagi dipasarkan di Malaysia, dia mengambil contoh pembandingnya adalah BBM RON 95 atau setara Pertamax Plus di Indonesia. Di Malaysia, harga RON 95 pada 7 Maret lalu sebesar 1,6 ringgit Malayasia atau setara Rp 5.131 per liter. Harga ini tidak termasuk pajak, karena di RON 95 di negara jiran itu memang tidak dikenakan pajak. 

(Baca: Pertamina: Sebagian Pengguna Premium Beralih ke Pertalite)

Atas dasar itu, harga Pertamax Plus saat ini tanpa komponen pajak 15 persen adalah Rp 7.696 per liter. Artinya, harga RON 95 di Indonesia lebih mahal Rp 2.565 per liter dibandingkan di Malaysia. Bahkan walau dibandingkan dengan Premium atau RON 88 tanpa pajak sekalipun yang sebesar Rp 6.130 per liter, harga RON 95 di Malaysia masih lebih murah.

Bercermin dari perbandingan harga di dua negara tersebut, Faisal meminta pemerintah membenahi formula dan mekanisme penentuan harga BBM. Selain itu, mengumumkannya secara terbuka ke publik. “Rakyat mungkin tidak menuntut harga BBM untuk terus diturunkan. Tapi tolong selisih yang besar itu dijelaskan larinya ke mana. Apakah mafia kembali berkeliaran?" katanya.

Harga BBM

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang membantah tudingan adanya mafia di balik mahalnya harga BBM di Indonesia.  “Tidak ada mafia,” kata dia kepada Katadata, Selasa (8/3). Menurut dia, jika menginginkan harga yang sama maka sistem niaga di Indonesia harus disamakan dengan Amerika Serikat dan Malaysia. Sebab, selain komponen pajak, ada beberapa faktor yang membuat harga BBM mahal. Antara lain, pungutan dan distribusi antarwilayah yang membutuhkan besar.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...