Jumlah Sumur, Kunci Memenangkan Lelang Blok Migas
Pemerintah berencana melelang belasan blok minyak dan gas bumi (migas) pada tahun ini. Ada sejumlah syarat dan kriteria yang harus dijalankan kontraktor migas jika ingin memenangkan lelang tersebut.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, selain yang paling memberikan kontribusi paling besar, investor harus memiliki komitmen pengeboran. Komitmen eksplorasi selama tiga tahun pertama merupakan bobot terbesar untuk menentukan pemenang lelang blok migas. (Baca: Pemerintah Akan Izinkan Kontraktor Migas Tambah Masa Eksplorasi)
Jadi, kalau ingin mendapatkan nilai tinggi maka harus ada komitmen untuk mengebor sumur migas. Semakin banyak sumur yang dibor maka kian bagus nilainya sehingga peluang mendapatkan wilayah kerja migas semakin besar. “Yang paling menguntungkan negara maka akan terpilih sebagai pemenang tender wilayah kerja,” kata dia kepada Katadata, Kamis (21/4).
Sementara itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan, lelang kali ini berbeda karena ada perubahan syarat dan ketentuan pada kontrak blok migas yang sedang dilelang. Yaitu, kontraktor nantinya boleh mengusulkan besaran bagi hasil yang diinginkan. Tujuannya agar para kontraktor masih tertarik berinvestasi di Indonesia, khususnya sektor migas.
Wiratmaja menjelaskan, harga minyak dunia yang saat ini masih rendah memang membutuhkan pemberian insentif kepada kontraktor migas. Jadi investor akan mendapatkan perlakuan yang berbeda, tergantung kondisi yang dihadapinya. “Misalnya geologi susah, nanti bisa mengusulkan bagi hasil level sekian persen, tapi kalau mudah akan berubah lagi. Semakin ke timur suatu blok juga akan sulit, maka bisa mengajukan skema bagi hasil yang lebih longgar,” ujar dia.
Lelang blok migas akan mulai diumumkan bulan depan. Pelaksanaannya bersamaan dengan hajatan tahunan para pelaku idnustri migas di Indonesia, yaitu "The 40th IPA Convetion and Exhibition 2016" pada 25-27 Mei mendatang di Jakarta. Hajatan yang ke-40 pada tahun ini tersebut mengusung tema "Mengubah Paradigma - Penyediaan Energi di Realitas Baru". (Baca: Mulai Juni, Pemerintah Lelang 14 Blok Migas)
Ada 14 blok migas yang akan dilelang tahun ini, terdiri dari 11 blok konvensional dan sisanya blok nonkonvensional. Blok migas konvensional yang ditawarkan adalah Blok South CPP, Blok Suramana 1, Blok South East Mandar, Blok North Arguni, Blok Bukit Barat, Blok Batu Gajah Dua, Blok Kasongan, Blok Ampuh, Blok Ebony, Blok Onin, dan Blok West Kamana. Untuk blok migas nonkonvensional (MNK) , ada Blok Batu Ampar, Blok Gas Methana Batu Bara (GMB) Bunga Mas dan Raja.
Wakil Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Ignatius Tenny Wibowo juga pernah mengatakan di tengah kondisi harga minyak saat ini, kontraktor memang perlu mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan (stakeholders) di sektor migas, terutama pemerintah. Perlu insentif untuk mendorong investasi migas. Insentif tersebut antara lain moratorium masa eksplorasi yang saat ini berlangsung selama 10 tahun. Selain itu, mengubah skema bagi hasil supaya lebih fleksibel dengan tren harga minyak dunia. (Baca: Asosiasi Migas Berharap Insentif selama Harga Minyak Rendah)
Insentif tersebut dapat dicabut kembali ketika harga minyak naik ke posisi tertentu. Adapun dalam jangka panjang, asosiasi perusahaan migas berharap pemerintah dapat menghilangkan berbagai hambatan atau disinsentif. Antara lain: sulitnya pembebasan lahan, proses perizinan yang berbelit, sistem perpajakan yang tidak ramah, ketidakjelasan regulasi antar-sektor, hingga kriminalisasi terhadap pelaku industri migas.