Sawah Terbatas, Kalla: Produktivitas Padi Ditingkatkan

Muchamad Nafi
23 Mei 2016, 14:49
Jusuf Kalla
Arief Kamaludin|KATADATA

Pertumbuhan jumlah penduduk secara otomatis memperbesar tingkat konsumsi masyarakat. Kebutuhan akan beras, sebagai bahan pokok utama, pun demikian. Masalahnya, luas sawah saat ini makin menyusut. Karena itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pemerintah terus menggenjot produksi padi untuk setiap satuan luas lahan.

“Kita tidak mungkin menambah sawah, menebang hutan. Tidak ada cara lain selain meningkatkan produksi,” kata Kalla dalam acara “Inovasi Rantai Nilai Sektor Agro” yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta, Senin, 23 Mei 2016. (Baca juga: Jokowi: Bulog Tidak Siap Hadapi Panen Beras).

Advertisement

Menurutnya, pertanian di bidang makanan dipilah dalam beberapa kelompok: pokok, strategis, dan tambahan. Penanganan setiap komoditas pun mesti spesifik. Sebagai contoh, setiap kenaikan harga kopi, cokelat, atau komoditas semacamnya disambut gembira oleh semua kalangan. “Tapi setiap kenaikan beras, semua marah kecuali petani,” ujar Kalla. “Ini dilema terhadap kebijakan petani.”

Di sinilah, kata Kalla, nilai peningkatan produktivitas menjadi penting. Bila berkaca ke negara lain, rasio produksi Indonesia masih rendah. Sebagai contoh, produksi kopi Lampung 600 - 700 kilogram per hektare. Sementara itu, setiap hektare di Vietnam menghasilkan kopi lebih dari dua ton. Begitu pula dengan panen cokelat yang hanya setengah ton per hektare, meskipun Indonesia produsen ketiga terbesar di dunia.

Untuk memperlancarkan kebijakan ini, Kalla menegaskan perlu insentif khusus bagi petani, terutama dalam lini produksi. Misalnya dalam penyediaan bibit unggul. Terkait pendanaan, perlu menerapkan keuangan inklusi. Hal ini bisa dimulai dengan memberdayakan Koperasi Unit Desa. Petani pun mesti memperoleh pendanaan dengan bunga rendah, seperti konsep bunga Kredit Usaha Rakyat yang dipangkas dari 23 persen menjadi hanya sembilan persen.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua ISEI Muliaman Hadad menyatakan sektor agro atau pertanian berperan penting dalam ekonomi Indonesia. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 13,6 persen, tertinggi kedua setelah sektor industri pengolahan 20,8 persen. Namun lebih dari separuh industri pengolahan berbasis pertanian. Selain itu, pertanian merupakan penyerap terbesar tenaga kerja, sekitar 35 persen dari total pekerja. 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement