Surati Jokowi, Inpex Berkomitmen Segera Garap Blok Masela
Inpex Corporation menyatakan kesiapannya menggarap Blok Masela dengan menggunakan skema kilang di darat. Hal ini sejalan dengan keputusan Presiden Joko Widodo pada Maret lalu, yang lebih memilih skema di darat (onshore) ketimbang usulan Inpex sebelumnya menggunakan kilang terapung di laut (offshore).
Juru bicara Inpex Usman Slamet mengaku, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Presiden pada akhir pekan lalu. Dalam surat tersebut, perusahaan asal Jepang ini menegaskan komitmennya melaksanakan keputusan pemerintah dalam mengembangkan Blok Masela. “Pesan yang kami sampaikan, Inpex menghormati keputusan Presiden dan berkomitmen melanjutkan pengembangan lapangan gas Abadi di Blok masela dengan konsep darat,” katanya kepada Katadata, Kamis (26/5).
(Baca: Pemerintah Undang Investor Asing Bangun Industri di Blok Masela)
Meski begitu, Inpex bersama mitra kontraktornya di Blok Masela, yakni Shell, masih menghitung ulang konsep pengembangan di darat. Tujuannya agar Proyek Masela bisa menguntungkan dan mengutamakan pengembangan wilayah serta memberikan efek berantai bagi Indonesia, khususnya wilayah Maluku.
Usman mengatakan, ada beberapa aspek yang masih dikaji agar Proyek Masela bernilai ekonomis. Antara lain aspek regulasi, ketentuan fiskal dan pertimbangan komersial. Selain itu, mengkaji risiko non-teknis termasuk pertimbangan sosial ekonomi, dan rencana pembangunan daerah Maluku bersama dengan pemerintah Indonesia.
Untuk itu, manajemen Inpex berharap bisa membahas beberapa aspek tersebut dengan pemerintah Indonesia. Dengan begitu, keinginan pemerintah agar Proyek Masela bisa segera dikembangkan dapat terlaksana. “Inpex berharap segera mendiskusikan lebih lanjut dengan pemerintah sehingga usaha untuk early start up project development bisa tercapai,” ujar Usman. (Baca: Kemenko Maritim Ancam Inpex Segera Garap Proyek Masela)
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan Presiden sedang melakukan kunjungan kerja ke Jepang. Salah satu hal yang kemungkinan akan dibahas di sana adalah Blok Masela. “Di sana ada pertemuan dengan Inpex,” kata dia seusai acara konvensi dan pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-40 di Jakarta, Kamis (26/5).
Pemerintah juga tengah menanti permintaan dari Inpex perihal insentif untuk mengembangkan ladang kaya gas di Laut Arafura, Maluku, tersebut. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengatakan, pemerintah sebenarnya sudah membahas kemungkinan pemberian insentif kepada investor Blok Masela. (Baca: Pemerintah Tunggu Usulan Inpex Soal Insentif Blok Masela)
Pembahasan yang melibatkan beberapa menteri terkait ini berlangsung di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada April lalu. Dalam rapat tersebut, pemerintah bahkan telah memutuskan alternatif insentif yang bisa diberikan kepada Inpex. Namun, kepastiannya masih menunggu permintaan resmi dari Inpex.
Berdasarkan kajian konsultan internasional Poten and Partner, yang disewa oleh pemerintah pada akhir 2015, pihak investor memang membutuhkan insentif kalau pengelolaan Blok Masela menggunakan skema pembangunan kilang di darat. Alasannya, nilai investasi pengembangan di darat lebih besar dibandingkan skema pengolahan gas di laut (FLNG). (Baca: Menteri ESDM Minta Pemda Maluku Awasi Calo Tanah Proyek Masela)
Poten menghitung tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) dengan skema darat tidak mencapai 12 persen. Padahal, angka 12 persen merupakan standar kelayakan proyek gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).