Tertunda 43 Tahun, Proyek Air Minum Umbulan Siap Dibangun
Direncanakan sejak sejak 1973, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Jawa Timur akhirya segera dibangun. Pemerintah pusat, swasta, serta pemerintah Provinsi Jawa Timur sepakat memulai pembangunan proyek tersebut.
Bertempat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada hari ini, perjanjian kontrak kerja sama tersebut diteken. Dua pihak menandatanganinya, yaitu Gubernur Jawa Timur, sebagai penanggung jawab proyek kerja sama SPAM Umbulan, dan PT Meta Adhya Tirta Umbulan dengan disaksikan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
Darmin menyatakan lega bahwa kontrak ini terealisasi setelah tertunda 43 tahun. Dia sempat khawatir apabila perjanjian tidak dilakukan maka pembangunan proyek senilai Rp 2 triliun ini akan terus mundur. (Baca: Proyek Air Umbulan Tinggal Tunggu Izin Menkeu dan DPRD).
Kami harap financial closing bisa dilakukan tiga sampai enam bulan dari sekarang,” kata Darmin dalam sambutannya, Kamis, 21 Juli 2016.
Dalam pembangunan SPAM Umbulan, pemerintah memberikan Viability Gap Fund (VGF) atau dukungan kelayakan senilai Rp 818 miliar. Sedangkan sisa pembiayaannya akan ditanggung oleh ekuitas badan usaha.
SPAM ini memiliki jaringan transmisi berkapasitas 4.000 liter per detik. Dari sini akan mengaliri lima daerah di Provinsi Jawa Timur, yakni Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, serta Kotamadya Surabaya.
Darmin menyambut baik masuknya pihak swasta mengingat selama ini banyak PDAM yang dikelola tidak profesional. Ujung-ujungnya, PDAM meminta pemutihan utang kepada pemerintah setiap satu dekade. (Baca: Pemerintah Akan Hapus Utang 117 PDAM Senilai Rp 4,2 Triliun).
Untuk diketahui, Meta Adhya Tirta Umbulan merupakan perusahaan patungan PT Medco Gas Indonesia dengan PT. Bangun Cipta. “Jadi percaya juga kami pada pengelolaannya kalau ada swasta masuk,” kata Darmin.
Pada saat bersamaan ada tiga perjanjian turunan dari kontrak ini yakni Perjanjian Penjaminan Infrastruktur antara PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan Meta Adhya Tirta Umbulan. Kedua, Perjanjian Penyediaan Air Minum Curah antara Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Provinsi Jawa Timur dan Meta Adhya Tirta Umbulan. Terakhir, Perjanjian Regres antara Gubernur Jawa Timur dan PT PII.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan dengan masuknya uang pemerintah maka Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat menikmati air bersih dengan ongkos relatif murah, yakni hanya Rp 2.400 per liter per detik. “Kalau full swasta bisa mencapai Rp 6.600 per liter per detik,” katanya. (Baca: Masuk Bisnis Air, Medco Setor Proyek Umbulan Rp 1,7 Triliun).
Sedangkan Direktur Utama PT Meta Adhya Tirta Umbulan Yasirin mengaku akan segera menyiapkan berbagai macam alternatif pendanaan. Salah satunya dengan mengandalkan sindikasi perbankan dalam negeri. “Kalau pinjaman luar negeri, kami belum terpikir ke sana,” ujarnya.