Harga Komoditas Naik, Neraca Dagang September Diramal Surplus

Desy Setyowati
17 Oktober 2016, 09:28
Pelabuhan Ekspor
Agung Samosir|KATADATA

Bank Indonesia (BI) memprediksi surplus neraca perdagangan pada September melonjak menjadi US$ 1 miliar. Jika proyeksi itu terbukti, surplus neraca dagang naik lebih dari tiga kali lipat dibanding posisi Agustus yang sebesar US$ 293,6 juta.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan besarnya surplus lantaran harga beberapa komoditas mulai meningkat. Kenaikan harga terbesar terjadi pada batu bara, lalu diikuti minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), dan timah. Kenaikan harga ini membantu peningkatan nilai ekspor saat permintaan masih rendah, bahkan cenderung stagnan.

Kenaikan harga batu bara dipicu oleh rendahnya produksi. Di Cina, misalnya, produksi batu bara tahun ini sangat rendah. Begitu pun di Indonesia, produksinya relatif lemah lantaran musim hujan. "Kami perkirakan harga komoditas tahun ini sudah kembali positif," kata Juda kepada Katadata, akhir pekan lalu. (Baca juga: Peluang Ekspor Kayu Ringan Indonesia Makin Besar ke Eropa).

Meningkatnya surplus neraca dagang akan mendorong proyeksi yang lebih positif terhadap neraca transaksi berjalan (current account defisit/CAD). Sebelumnya, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan mencapai 2,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun melihat perkembangan neraca dagang ini, Juda memproyeksikan defisitnya lebih rendah dari perkiraan semula.

Sementara itu, Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi juga memperkirakan neraca dagang September surplus US$ 1,4 miliar. Surplus terjadi karena penurunan kinerja impor lebih besar dibanding ekspor. Kinerja ekspor diprediksi minus 2,8 persen dibanding periode sama tahun lalu. Sedangkan impor diperkirakan negatif 6,3 persen. (Baca juga: Rencana Menteri Luhut Impor Gas Disokong Berbagai Pihak).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani yakin data ekspor dan impor akan terjaga di teritori positif hingga akhir tahun. Dia melihat aktivitas perdagangan Indonesia mulai bergerak ke arah yang lebih positif. Membaiknya neraca dagang kemudian diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Untuk itu, Sri Mulyani meminta swasta segera ekspansi untuk mendorong investasi. Apalagi harga sejumlah komoditas mulai menunjukan peningkatan. (Baca juga: Bank Dunia Minta Indonesia Tak Lagi Andalkan Ekspor Komoditas).

Selain itu, ada pula tambahan likuiditas yang berasal dari pelaksanaan pengampunan pajak alias tax amnesty. “Kami berharap baik perbankan, korporasi, bagaimana masih punya minat (ekspansi) terutama dengan masuknya dana-dana dari repatriasi tax amnesty,” ujar dia. 

Reporter: Martha Ruth Thertina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...