SKK Migas Akan Tukar Alokasi Gas Tangguh dengan Blok Kasuri
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mempercepat monetisasi gas Blok Kasuri Papua Barat. Salah satu caranya dengan swap atau menukar alokasi gas dari Tangguh ke Blok Kasuri.
Kepala Humas SKK Migas Taslim Z.Yunus mengatakan alokasi gas proyek Tangguh untuk industri Pupuk yang menjadi kewajiban BP Indonesia bisa dilakukan Genting Oil selaku operator Blok Kasuri. "BP Indonesia kan ada kewajiban memasok gas ke pabrik pupuk setelah 2-3 tahun train 3 berproduksi, itu mau di-swap," kata Taslim di SKK Migas, Jakarta, Jumat (21/10). (Baca: Genting Oil Masih Kesulitan Jual Gas Kasuri).
Gas yang akan di-swap sekitar 100 sampai 200 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Dengan skenario ini, akan memperjelas penyerapan pasokan gas milik Genting Oil di Blok Kasuri yang menjadi kendala dalam persetujuan rencana pengembangan lapangan (PoD).
Menurut Taslim, BP juga tidak keberatan terkait upaya tersebut, sebab akan membuat industri pupuk tidak terlalu lama menerima pasokan gas. Rencananya, gas yang akan dipasok ke industri pupuk berupa gas pipa. “Sekarang kami mau tanya ke pupuk siap atau tidak,” ujar dia. (Baca: Serapan Gas untuk Domestik Masih di Bawah Nilai Kontrak).
Selain untuk pupuk, gas dari Blok Kasuri diproyeksikan untuk memasok listrik di Papua dan pengembangan industri Petrokimia. Sehingga, pembahasan PoD Blok Kasuri di SKK Migas dan penandatanganan PoD bisa terlaksana tahun ini.
Perkiraannya, proyek tersebut berproduksi pada akhir 2019. Blok Kasuri akan memproduksi gass sekitar 285 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari Lapangan Merah, Lapangan Asap, dan Lapangan Kido.
Taslim pernah mengatakan Genting tidak masalah jika produksi gas dari Blok Kasuri dialokasikan untuk domestik semua. "Tidak ada keharusan dia harus eskpor berapa persen," kata Taslim beberapa waktu yang lalu. (Baca: SKK Migas Sebut BP Tertarik Beli Hak Kelola di Blok Kasuri).
Di sisi lain, perusahaan asal Malaysia itu telah mengeluarkan investasi US$ 900 juta. Dana tersebut digunakan untuk mengebor 10 sumur eksplorasi pada tiga lapangan di Blok Kasuri, yakni Lapangan Merah, Lapangan Asap, dan Lapangan Kido.