Darmin: Unjuk Rasa Sehari Tak Akan Ganggu Ekonomi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yakin aksi unjuk rasa 4 November besok di Jakarta, tidak akan mengganggu perekonomian Indonesia. Alasannya, unjuk rasa tersebut hanya berlangsung sehari, bukan berbulan-bulan.
Ia memperkirakan, gangguan kecil hanya akan terjadi pada sistem distribusi barang dan relatif tidak dalam waktu panjang. Apalagi, ekonomi Indonesia sudah cukup berpengalaman dalam menghadapi hal-hal yang cukup sulit. "Kalau (demonstrasi) satu atau dua hari tidak masalah," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Kamis (3/11).
Namun, dia menekankan unjuk rasa harus dijaga agar berlangsung damai untuk meminimalkan dampaknya terhadap perekonomian. "Kalau ada yang anarki tentu beda dan harus dijaga aparat keamanan," katanya. (Baca juga: Pengusaha Tak Khawatir Dampak Aksi Demonstrasi 4 November)
Seperti diketahui, kelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) bakal menggelar aksi demonstrasi di Jakarta, Jumat (4/11) besok. Aksi yang diklaim bakal diikuti puluhan ribu orang itu, menuntut proses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap telah menistakan Agama Islam.
Kamis ini, satu hari menjelang unjuk rasa tersebut, nilai tukar rupiah justru menguat. Mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di level 13.050 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisinya menguat delapan poin dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. (Baca juga: Jelang Aksi 4 November, BI: Rupiah Tak Lemah, Malah Menguat)
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo berpendapat, pelaku pasar lebih memperhatikan faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga dana dan pemilihan presiden (pilpres) di AS, ketimbang faktor internal seperti rencana aksi unjuk rasa 4 November. Tak ayal, kurs rupiah cenderung bergerak stabil.
“Rupiah tidak melemah (meski ada aksi unjuk rasa), bahkan cenderung menguat,” kata Perry di Jakarta, Kamis (3/11).