Jokowi Bidik Investasi untuk Substitusi Impor dan Pariwisata
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewaspadai dampak ketidakpastian di Amerika Serikat (AS) dan Cina terhadap perekonomian domestik. Untuk meminimalisasi dampak tersebut, pemerintah akan fokus mendorong investasi untuk mengembangkan substitusi impor dan pariwisata. Langkah ini diyakini bakal memperkuat perekonomian domestik.
Jokowi menargetkan, investasi bisa mencapai Rp 670 triliun pada 2017 lalu meningkat menjadi Rp 840 triliun di tahun berikutnya. “Target tersebut paling tidak 45 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga ini akan memberikan triger ekonomi yang baik,” kata Jokowi saat membuka acara Sarasehan 100 Ekonom di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12).
Investasi bakal difokuskan untuk substitusi barang-barang impor. Selain itu, beberapa megaproyek seperti listrik 35 Gigawatt (GW) juga masih menjadi prioritas pemerintah. (Baca juga: Indonesia Lawan Malaysia dan Amerika Berebut Investasi Cina)
Pemerintah juga fokus untuk investasi di bidang pariwisata. Secara nilai, investasi di sektor ini memang tergolong untuk menengah dan kecil. Namun Jokowi menjelaskan, sektor pariwisata menyerap banyak tenaga kerja. Karena itu, ia menetapkan 10 tujuan wisata baru yang akan dikembangkan.
Untuk mendukung investasi di sektor pariwisata, pemerintah menyatakan akan terus mendorong pembangunan infrastruktur pendukung. “Inilah yang selalu saya sampaikan harus dikejar cepat dengan jurus apapun,” kata Jokowi. (Baca juga: Perusahaan Singapura Kucurkan Rp 3,5 Triliun untuk Jaringan Bioskop 21)
Dia menyadari bahwa tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari pelaku pasar agar menanamkan modalnya di dalam negeri. Tapi, dia yakin dengan adanya reformasi kebijakan melalui paket-paket kebijakan ekonomi, semestinya bisa meningkatkan kepercayaan tersebut.
“Memang untuk memberi kepastian kepada investor sekarang ini tidak gampang. Tapi saya yakin perubahan kebijakan yang dilakukan maka investasi akan masuk,” ujarnya. Ia pun mencontohkan keberhasilan beberapa proyek pembangkit listrik dalam memperoleh kepastian pendanaan (financial closing).
“Pembangkit listrik 2017 sudah akan banyak yang financial closing, sehingga arus uang masuk akan semakin kelihatan di Semester I-2017,” kata dia. (Baca juga: Pemerintah Siapkan Tiga Skema Tarif Listrik Daerah Terpencil)