Pengelola Buka-bukaan, Bumiputera Terancam Defisit Tiap Tahun Rp 2,5 T

Desy Setyowati
29 Desember 2016, 11:26
Erik Tohir
Istimewa
Pemilik Grup Mahaka Erick Thohir menyepakati suntikan dana Rp 2 triliun untuk menyelamatkan AJB Bumiputera.

Pengelola Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera akhirnya buka-bukaan mengenai kesulitan keuangan yang tengah dihadapi. Dalam lima tahun ke depan, defisit keuangan membengkak lantaran banyak polis yang jatuh tempo. Nilai defisit tersebut bisa mencapai Rp 2,5 triliun saban tahun atau hingga lebih Rp 10 triliun sampai tahun 2021.

Koordinator Pengelola Statuter Bidang Aktuaria dan Perencanaan AJB Bumiputera Didi Achdijat mengatakan, perusahaan punya tugas berat yakni memastikan kemampuan membayar klaim hingga berakhirnya pertanggungan atas semua polis asuransi dari era 1970-1980-an. Padahal, pada akhir tahun ini saja, perusahaan mengalami defisit keuangan Rp 1,5 triliun.

Kekurangan tersebut lantaran pendapatan hanya Rp 3,8 triliun, sementara kewajiban pembayaran klaim mencapai Rp 5,3 triliun. Adapun pada tahun depan hingga 2021, Didi memproyeksi defisitnya bakal semakin besar lantaran meningkatnya polis yang jatuh tempo. Ia mencatat, defisit berkisar Rp 2,1 triliun hingga Rp 2,5 triliun saban tahun hingga 2021. Artinya, total defisit menembus Rp 10 triliun.

“Tahun depan kemungkinan naik jadi Rp 2 Triliun. Yang berat lima tahun pertama defisit Rp 2,1-2,5 Triliun, tapi setelah itu karena jumlah peserta berkurang secara proyeksi akan lebih ringan,” ujarnya saat konferensi pers di Wisma Bumiputera, Jakarta, Rabu (28/12).  (Baca juga: DPR Akan Panggil OJK Bahas Kisruh Penyelamatan Bumiputera)

Arus Kas Bumiputera2016 2017 2017-2021(@tahun)
PendapatanRp 3,8 triliunRp 2,7 triliun n/a
PembayaranRp 5,3 triliunRp 5,2 triliun n/a
DefisitRp 1,5 triliunRp 2,5 triliun **Rp 2,1 – Rp 2,5 triliun

*Proyeksi arus kas AJB Bumiputera  ** Defisit disebut pengelola Rp 2 triliun

Untuk mengatasi defisit ini, menurut Didi, bisa saja perusahaan menjual aset yang dimiliki. Saat ini, total aset yang dipunyai AJB Bumiputera senilai Rp 11,3 triliun. Aset itu terdiri atas aset finansial Rp 5,1 triliun dan aset tetap sekitar Rp 6,2 triliun. Adapun aset tetap berupa properti Rp 3,3 triliun, commissioning Rp 2,3 triliun, dan intangible asset Rp 1 triliun.

Persoalannya, aset finansial senilai Rp 5,1 triliun tersebut bakal turun harganya jika tiba-tiba dijual. “Itu (menutup defisit) memang jadi pikiran saya sekarang. Tersedia Rp 5,1 triliun, dari angkanya kalau dijual segera hanya Rp 4 triliun sampai Rp 4,5 triliun,” kata Didi. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...