Tol Cipularang Belum Pulih, Perjalanan Kereta Kargo Ditambah
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro mengatakan kereta peti kemas Tanjung Priok – Gedebage akan melayani 4 kali perjalanan mulai Sabtu, 14 Januari 2017, esok.
“Sebelumnya jalur ini hanya melayani dua kali perjalanan pulang – pergi setiap hari,” kata Edi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 13 Januari 2016.
Keberangkatan kereta dijadwalkan pada malam hari pada pukul 19.25 dan 01.20 dari Gedebage. Sedangkan keberangkatan dari Tanjung Priok pada pukul 03.40 dan 05.00. “Keberangkatan sengaja dilakukan pada malam hari sehingga tidak akan mengganggu jadwal Kereta Rel Listrik (KRL),” ujar Edi.
Adapun, per harinya kereta peti kemas ini bisa mengangkut sebanyaj 120 Twenty-foot Equivalent Unit’s (TEUs) atau setara 2.400 ton. Adapun, jalur peti kemas ini dibangun atas kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan PT KA Logistik, Anak Perusahaan Pelindo II yakni PT Mukti Terminal Indonesia, dan PT Mitra Adira Utama.
(Baca juga: Tiang Jembatan Bergeser, Truk Dilarang Melintasi Tol Cipularang)
Penambahan jumlah perjalanan kereta kargo ini salah satunya disebabkan bergesernya tiang Jembatan Cisomang di Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta – Bandung. Maka, sejak Desember 2016 lalu jalur ini ditutup sampai maret 2017 untuk truk dan seluruh kendaraan golongan di atas golongan I.
Untuk itu, truk kendaraan dari arah Jakarta menuju Bandung keluar di Gerbang Tol Sadang (kilometer 75+200) atau Jatiluhur (kilometer 84+600) lalu mengambil jalan biasa dan masuk kembali di Gerbang Tol Padalarang (kilometer 121+400). Begitu juga sebaliknya, kendaraan dari Bandung harus keluar tol di Gerbang Padalarang dan masuk kembali melalui Gerbang Tol Sadang atau Jatiluhur.
Jumlah Penumpang Kereta Pada Libur Akhir Tahun 2016 Berdasarkan Asal Keberangkatan
Selain itu, Menteri Perhubungan Budhi Karya Sumadi mengatakan bahwa pengiriman barang dengan kereta lebih murah ketimbang truk. “Sejak kereta peti kemas Tanjung Priok - Gedebage beroperasi pada Juni 2016 lalu, penghematannya mencapai 23 persen,” ujarnya.
(Baca juga: Pemerintah Tak Sedia Dana Perbaikan Jembatan Tol Cipularang)
Ia merinci, tarif untuk kontainer 40 feet atau 2 TEUs sebesar Rp 4.603.760 sekali angkut. Sedangkan untuk kontainer 20 feet tarifnya sebesar Rp 2.466.880 sekali angkut. Tarif tersebut belum menghitung biaya dokumen dan ongkos angkut ke stasiun.
Sementara Menteri Perdagangan Enggartiastio Lukita mendorong pengusaha memanfaatkan pengiriman komoditas dengan moda Kereta Api Peti Kemas Gedebage (Bandung) – Tanjung Priok. Ia mengatakan moda kereta api bisa jadi alternatif, sebab lebih efisien, tepat waktu, dan aman.
Ujung-ujungnya moda ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing untuk kegiatan ekspor. “Tarif kereta api lebih murah, lebih tepat waktu, kemanan barang kebih terjaga, serta relatif aman dari danpaj kemacetan lalu lintas jalan raya,”ujar Enggar.
(Baca juga: KRL Rangkas Bitung Segera Beroperasi Awal Tahun Ini
Enggar mengatakan pengangkutan barang menggunakan kereta api peti kemas dari Gede Bage ke Tanjung Priok dan sebaliknya memiliki keunggulan waktu tempuh yang pasti. Ia mengatakan waktu tempuh dengan kereta antara 5 hingga 6 jam.
Sementara, waktu tempuh melalui jalan raya sulit dipastikan akibat kemacetan. Apalagi, setelah ada pengalihan jalur akibat perbaikan jembatan Cisomang di Tol Cipularang.
“Pengalihan membuat kendaraan berputar dan membuat waktu makin panjang. Kalau ini dibiarkan membuat kendala bagi pengusaha yg akan melajukan ekspor,” kata Enggar.
(Baca juga: Grafik Perjalanan 2017, Kemenhub Ubah Banyak Rute Kereta Api)