Jokowi: Branding Pariwisata Indonesia Masih Lemah

Ameidyo Daud Nasution
3 Februari 2017, 18:51
Jokowi
ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo menerima sematan kain ulos khas Batak dari perwakilan Masyarakat Hukum Adat Panduman Sipituhuta di Istana Negara, Jakarta, 30 Desember 2012.

Presiden Joko Widodo menilai kekuatan promosi Indonesia saat ini masih lemah ketimbang negara lain di Asia. Karena itu, dia meminta seluruh jajaran Kementerian dan Lembaga (K/L) lebih memperhatikan citra Indonesia di mata dunia.

"Segera kita perbaiki apalagi banyak negara yang habis-habisan membenahi (promosi) ini," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (3/2).

Negara-negara itu, menurut Jokowi, giat berpromosi melalui segala media, dari mulai diplomasi, kebudayaan, film diplomasi kuliner, sampai diplomasi olahraga. (Baca juga: Pemerintah Jajakan Tiga Sektor Bisnis ke Investor Eropa)

Dalam rapat itu, Jokowi membeberkan data Kantar Worldpanel yang menyebut indeks kekuatan branding Indonesia di bidang investasi serta perdagangan 6,4 persen. Angka ini jelas jauh di bawah Singapura dengan skor 10 persen.

Adapun dari sisi pariwisata, kekuatan brand Indonesia ada di angka 5,2 persen. Angka ini berada di bawah rata-rata dunia yakni 7,7 persen. Bahkan, skor Indonesia jauh dari Thailand yang memimpin kekuatan brand pariwisata di Asia sebesar 9,4 persen, serta Singapura yang memiliki skor 8,6 persen.

Jokowi menekankan perlunya para pejabat di tiap-tiap kementerian dan lembaga mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan Indonesia. Hal ini diperlukan agar pemerintah dapat meluncurkan strategi promosi dan branding yang lebih tepat. "Lalu berikutnya K/L jangan membuat citra Indonesia dengan tagline promosi sendiri-sendiri," katanya.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...