Impor Bahan Baku Naik, BI Ramal Defisit Transaksi Berjalan 1,9 Persen

Desy Setyowati
28 April 2017, 13:44
Pelabuhan Ekspor
Arief Kamaludin|KATADATA

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) bakal mecapai 1,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tahun ini. Level tersebut lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 1,8 persen terhadap PDB.

Transaksi berjalan menunjukkan aktivitas perdagangan internasional (ekspor-impor) barang dan jasa dari suatu negara. Jika nilainya defisit atau minus berarti negara tersebut mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada mengekspor.

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, defisit diproyeksi meningkat lantaran adanya kenaikan impor bahan baku untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur. Sebelumnya, defisit bahkan diproyeksi bisa mencapai dua persen, tahun ini. (Baca juga: Pemerintah Terus Dorong Pembangunan Kawasan Industri di Luar Jawa)

Menurut dia, proyeksi defisit yang lebih rendah ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang terus meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang kuartal I 2017, neraca perdagangan mengalami surplus US$ 3,9 miliar. Surplus ini jauh lebih besar dibanding periode sama tahun lalu yang senilai US$ 1,6 miliar.

“Neraca perdagangan Indonesia lebih baik. Sekarang tiga bulan terakhir ini juga menunjukan surplus, yang bisa dikatakan lebih besar dari kuartal I 2016. Jadi hal ini akan berdampak pada defisit transaksi berjalan kita,” kata Agus di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (27/4).

Ia menambahkan, surplus perdagangan juga disokong oleh tren kenaikan harga komoditas dunia seperti karet dan minyak sawit mentah (crude price oil/CPO). Tren kenaikan harga tersebut telah mengerek kinerja ekspor Indonesia. (Baca juga: Darmin Nilai Booming Komoditas Sejak 2000 Tak Tekan Ketimpangan)

Adapun, defisit transaksi berjalan telah menunjukkan tren perbaikan. Pada kuartal IV 2016 lalu, misalnya, defisit hanya 0,8 persen dari PDB. Level tersebut merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir. Adapun, transaksi berjalan terakhir kali mengalami surplus pada kuartal III 2011. Setelah itu, terus defisit seiring dengan jatuhnya harga komoditas.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...