Ambil Untung, Investor Asing Jual Saham Rp 12 Triliun dalam 3 Bulan
Arus keluar dana asing dari bursa saham domestik terus berlanjut. Mengacu pada data RTI, Sepanjang tiga bulan terakhir, investor asing membukukan penjualan bersih (net foreign sell) sebesar Rp 12,21 triliun di keseluruhan pasar.
Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada menyebut investor asing melepas sahamnya dalam rangka ambil untung alias profit taking. Sebab, para investor, khususnya asing telah memborong saham sejak awal tahun sehingga harganya naik. Alhasil, investor telah mendapatkan keuntungan yang cukup.
"(Dana asing) sudah masuk dari awal tahun dan sampai pertengahan (tahun) ini sudah menghasilkan gain (keuntungan), masa pelaku pasar tidak mau profit taking," ujar Reza saat dihubungi Katadata, Jakarta, Jumat (4/8). Terlebih, tidak ada lagi sentimen positif yang ditunggu untuk bisa menaikkan harga saham secara signifikan.
Di sisi lain, menurut Reza, investor asing juga melepas saham lantaran beralih ke instrumen investasi lainnya, salah satunya Surat Utang Negara (SUN). Alasannya, imbal hasil SUN cukup menarik yakni sekitar 7,5%.
Meski begitu, Reza meyakini, investor bakal kembali menanamkan dananya di bursa saham akhir tahun ini. Ia pun optimistis, rencana kenaikan bunga dana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tak akan menghambat langkah investor tersebut. Sebab, suku bunga di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibanding di AS. (Baca juga: Ekonomi Stabil, Asosiasi Analis Optimistis IHSG Tahun Ini Tembus 6.000)
Di sisi lain, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, arus keluar dana asing dari bursa saham bisa disebabkan oleh faktor dalam negeri dan luar negeri. Adapun faktor dalam negeri di antaranya terkait kondisi politik, masalah utang pemerintah, dan faktor konsumen yang menjadi patokan bisnis.
Selain itu, senada dengan Reza, aksi jual saham oleh investor asing juga lantaran harga saham sudah naik cukup tinggi sehingga saat ini dinilai sebagai saat tepat untuk meraup keuntungan yang cukup besar.
Sementara itu, faktor luar negeri yang mempengaruhi aksi jual yaitu risiko perekonomian makro Indonesia dalam tiga bulan ke depan lantaran adanya kemungkinan kenaikan bunga dana bank sentral AS. Menurut dia, jika memang terlalu berisiko, pelaku pasar, utamanya asing memang akan mengurangi bobot investasinya di pasar saham Indonesia.
"Tapi ini hanya siklus saja. Untung dari domestik masih kuat untuk menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," kata dia. Lantaran masih mencermati kondisi perekonomian Indonesia, menurut dia, ke depannya sebagian pelaku pasar akan mengalihkan modalnya ke pasar obligasi. (Baca juga: Sulit IPO, UMKM Perlu Perantara Mengakses Dana di Pasar Modal)
Pada perdagangan Jumat (4/8) ini, IHSG ditutup di level 5.777 atau turun 0,05% dari penutupan sehari sebelumnya. Adapun investor asing tercatat membukukan penjualan bersih di keseluruhan pasar sebesar Rp 180,43 miliar.