Pertamina Bersaing dengan Perusahaan Rusia Kelola Ladang Minyak Iran
Jalan PT Pertamina (Persero) untuk mendapatkan hak kelola ladang minyak di Iran masih belum pasti. Apalagi perusahaan pelat merah ini memiliki pesaing dari salah satu perusahaan minyak dan gas bumi terbesar asal Rusia, Lukoil.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, Lukoil memang menjadi pesaing Pertamina, karena juga mengajukan proposal untuk mengelola ladang minyak Ab-Teymour dan Mansouri. “Kompetitornya Lukoil, dari Russia. Kalau tidak salah mereka mengajukan di dua lapangan,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/8).
(Baca: Pertamina Belum Bisa Kelola Lapangan Minyak Iran Tahun Ini)
Namun, pemerintah tetap optimis, Pertamina bisa mengelolal dua lapangan minyak tersebut. Hal itu juga menjadi agenda pembahasan pemerintah ketika berkunjung ke Iran akhir pekan ini. Adapun yang akan berkunjung ke sana adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.
Sebelumnya Arcandra memang pernah berkunjung ke Iran pada Februari lalu. Namun sampai saat ini belum pernah berkunjung lagi karena ada proses politik yakni pemilihan Presiden Iran. Jadi menurutnya, kunjungan kali ini merupakan momentum tepat karena Presiden baru dilantik dan situasi politik sudah tenang.
Arcandra mengatakan kunjungan ke negeri para mullah ini untuk mempertanyakan ke National Iranian Oil Company (NIOC) nasib proposal Pertamina mengenai pengelolaan dua lapangan itu. Proposal itu sudah diajukan sejak Februari lalu. “Proposal Pertamina ini diterima atau tidak,” ujar dia.
(Baca: Luhut Lobi Iran untuk Tunjuk Langsung Pertamina Kelola Lapangan Migas)
Pemerintah Indonesia berharap, Pertamina bisa mengelola ladang minyak itu karena potensinya sangat besar. Cadangan minyak dari dua lapangan itu bisa mencapai 3 miliar barel. Padahal cadangan terbukti di Indonesia hanya 3,6 miliar barel.
Arcandra berharap nantinya Pertamina tidak hanya memiliki hak kelola, tapi juga menjadi operator. Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk menggandeng mitra termasuk yang lokal dalam mengelola blok tersebut.
(Baca: Minyak Impor dari Iran Hanya 10 Persen Bisa Diolah di Kilang Cilacap)
Selain itu, pemerintah juga berharap minyak dari Iran itu bisa dibawa masuk ke Indonesia. Meski berdasarkan hasil uji coba Pertamina, minyak tersebut tidak cocok untuk kilang yang ada saat ini, Arcandra berharap itu bisa diolah di dalam negeri. Salah satunya dengan menggunakan kilang baru yang akan dibangun Pertamina.