Pertamina Belum Bisa Kelola Lapangan Minyak Iran Tahun Ini
PT Pertamina (Persero) menyatakan penandatanganan kontrak pengelolaan blok minyak dan gas bumi (migas) di Iran belum bisa terealisasi tahun ini. Sampai saat ini masih ada evaluasi terkait dua lapangan yang diincarnya yakni Ab-Teymour dan Mansouri.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam membantah belum adanya kontrak kerjasama blok dengan Iran itu bukan disebabkan oleh kondisi keuangan Pertamina yang menurun. Bagi dia, perusahaannya sudah menyiapkan dana untuk proses akuisisi tersebut, namun ia belum mau menyebutkan angkanya.
(Baca: Iran Tunggu Proposal Kerja sama Ladang Minyak dari Pertamina)
Menurut Syamsu, tim dari Pertamina masih berdiskusi dengan pemerintah Iran mengenai syarat dan ketentuan yang akan dimasukkan ke dalam kontrak. “Kalau tanya closing kayanya belum (tahun ini)," kata dia di Jakarta, Rabu (12/7).
Pertamina juga tengah mencari mitra lokal di Iran untuk menggarap dua lapangan minyak tersebut. Apalagi di Iran terdapat peraturan mewajibkan perusahaan asing menggandeng perusahaan lokal, apabila ingin menggarap lapangan migas di negaranya.
(Baca: Pertamina Cari Mitra Lokal Garap Ladang Minyak Iran)
Di sisi lain, untuk dapat mengelola blok migas yang ada di Iran, Pertamina juga harus bersaing dengan beberapa perusahaan lainnya. “Kan ada dua lapangan. Kami bersaing sama dua perusahaan lain,” ujar Syamsu.
Kerja sama dengan Iran ini merupakan buah hasil kunjungan Presiden Joko Widodo saat melawat ke Iran pada akhir tahun lalu. Langkah itu juga sejalan dengan upaya Pertamina untuk terus agresif mengembangkan bisnis hulu migas di luar negeri.
Apalagi Iran merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar ke-4 di dunia. Total cadangan minyak terbukti di negara tersebut mencapai 157 miliar barel atau setara 9,3 persen dari total cadangan terbukti di dunia. Iran juga memiliki cadangan gas terbukti terbesar di dunia sebesar 1,200 triliun kaki kubik (TCF), yang setara dengan 18,2 persen dari total cadangan dunia.
(Baca: Minyak Impor dari Iran Hanya 10 Persen Bisa Diolah di Kilang Cilacap)
Pertamina menilai kedua lapangan migas yang diincarnya ini memiliki potensi yang menjanjikan. Masing-masing lapangan diperkirakan memiliki cadangan minyak lebih dari 1,5 miliar barel.