Garam Impor Belum Mencukupi Kebutuhan Industri Kecil
PT Garam menargetkan garam impor untuk industri kecil dan menengah (IKM) akan terdistribusi pada awal September. Calon penerima harus disaring karena kebutuhan IKM ternyata melebihi jumlah garam yang diimpor.
Sekretaris Korporasi PT Garam Hartono menjelaskan kebutuhan IKM adalah sekitar 89 ribu ton. Padahal, garam yang diimpor dari Australia hanya sebanyak 75 ribu ton.
"Daftar kebutuhan kurang lebih 89 ribu ton, makanya mau kami coba proporsionalkan," kata Hartono kepada Katadata, Jakarta, Selasa (15/8).
Dia menyebutkan, permintaan garam impor datang dari seluruh Indonesia sehingga data yang harus diverifikasi PT Garam sangat banyak. Sedangkan, pengajuan data dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota banyak yang terlambat.
(Baca juga: Luhut: Ada 22 Ribu Hektare Lahan Potensial untuk Ladang Garam)
Meski target distribusi secara keseluruhan baru bisa berjalan bulan depan, Hartono mengatakan, PT Garam bakal mempercepat distribusi garam pada Jumat (18/8) untuk IKM di Pati, Jawa Tengah. Kegiatan distribusi ini akan diawasi oleh polisi.
Sementara, Hartono menyebut, saat ini masih ada satu kapal pengangkut garam impor sebanyak 25 ribu ton belum sampai ke Pelabuhan Belawan, Medan. Menurut Hartono, sambil menunggu kapal pengangkut garam sampai ke Medan, PT Garam akan memaksimalkan waktu untuk verifikasi.
"Makanya Agustus dimaksimalkan biar tidak mengganggu panen petani garam," ujarnya. (Baca juga: Simalakama Petani Garam)
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sokdikin menyatakan, pada bulan Agustus dan September, petani sudah mulai memasuki masa panen raya garam. Sehingga, distribusi garam impor yang terlambat akan menganggu panen garam.
"Sudah sekitar 100 ribu ton produksi garam rakyatnya. Impor sangat mengganggu," kata Jakfar.
Dia menyatakan panen sebanyak 100 ribu ton sudah diakumulasi dari seluruh Indonesia. Harga garam di masyarakat juga akan kembali normal jika garam rakyat sudah mulai beredar di pasaran. Dia memprediksi, harga garam akan turun menjadi Rp 2.500 per kilogram.
(Baca: Investasi Garam Terkendala Pembebasan Lahan)
Sementara menurut pantauan Katadata di Pasar Pondok Gede, Bekasi, harga garam hari ini bisa mencapai Rp 10-15 ribu per kilogram.