Pertamina EP Asset 3 Kejar Produksi Minyak Hingga 11 Ribu Barel
PT Pertamina EP Asset 3 menargetkan produksi minyak 11 ribu barel per hari pada akhir 2017. Target produksi tersebut, salah satunya ditopang dari Lapangan Bambu Besar yang ada di Field Subang.
General Manager Pertamina EP Asset 3 Wisnu Hindadari mengatakan saat ini produksi Asset 3 berasal dari tiga lapangan, yakni Field Tambun, Subang dan Jatibarang. Per Juli 2017, Tambun berkontribusi 2.200 bph minyak dan 50 MMSCFD gas, Subang menyumbang 1.709 bph minyak dan 200 MMSCFD gas. Serta Jatibarang Field menyumbang 6.000 bph dan gas 50 MMSCFD.
(Baca: Pertamina Jajaki Peluang Olah Minyak Iran di Kilang Luar Negeri)
Meski secara volume produksi minyak lebih besar, tapi yang kontribusi terbesar untuk pendapatan berasal dari gas. “Bahkan berkontribusi hingga 80%," kata Wisnu berdasarkan keterangan resminya, Jakarta, Jumat (25/8).
Sedangkan bagi induk usaha yakni Pertamina EP, kontribusi Asset 3 berada di urutan kedua dari lima wilayah yang ada. Sumbangan pendapatan Asset 3 ke induk usaha Pertamina EP bisa mencapai 20%- 25%.
Field Manajer Pertamina EP Asset 3 Subang Armand Mel Hukom mengatakan saat ini Field Subang tengah mengembangkan sumur eksploitasi di Lapangan Bambu Besar. “Seharusnya akhir 2017 atau 2018 baru dapat Plan Of Development. Namun, akan kami eksekusi pada Oktober," kata dia.
Selain itu, Field Subang juga tengah mengembangkan pemboran sumur di Jatiasri sebanyak tujuh titik hingga 2018. Namun, lima sumur akan direalisasikan tahun ini.
Armand berharap pemboran dua lapangan pengembangan ini dapat meningkatkan produksi Field Subang hingga akhir 2017 mencapai 2.000 bph. Kalau pun tidak naik, minimal tetap dari saat ini.
Tidak hanya Subang, Field Jatibarang juga terus meningkatkan produksi minyak dan gas melalui beberapa strategi dan program. Salah satunya dengan menggunakan teknologi baru, underbalance drilling yang digunakan di struktur Jatibarang.
Lapangan Jatibarang merupakan lapangan tua yang telah ada sejak tahun 1972, terdiri dari lapangan di darat (Onshore) dan lepas pantai (Offshore). Untuk lapangan Onshore terdiri dari beberapa sembilan struktur yaitu Jatibarang, Sindang, Karangbaru, Randegan, Cemara,Tugu Barat, Gantar, Waled Utara, Kandanghaur dan 1 struktur X-ray untuk lapangan Offshore.
Saat ini rata-rata produksi harian Jatibarang adalah 5.500 BOPD. Struktur yang berkontribusi besar untuk Jatibarang Field yaitu Struktur X-Ray dengan produksi sebesar 2.100 BOPD dan Struktur Jatibarang dengan produksi sebesar 1.000 BOPD.
Jatibarang Field Manager Herman Rachmadi mengatakan sudah sewajarnya sumur migas akan mengalami penurunan produksi. Namun perusahaan tetap berupaya menahan laju penurunan ini dengan melakukan program stimulasi pada sumur-sumur yang mengalami permasalahan endapan (scalling) dan kenaikan kadar air seperti pada Struktur Akasia Besar dan Jatibarang.
(Baca: Pertamina Targetkan Revisi Kontrak Tiung Biru Selesai September)
"Hal lain yang telah dilakukan yaitu melaksanakan program perawatan pada sumur-sumur yang mengalami problem pada artificial lift," kata Herman.