IHSG Terkoreksi 0,26%, Investor Asing Jual Saham Rp 558 Miliar
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi sebesar 16,63 poin atau 0,26% ke level 6.366,43 pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin sore (11/3).
Mengawali perdagangan dengan kenaikan 0,56%, IHSG langsung bergerak turun dan menutup perdagangan sesi I dengan koreksi sebesar 0,14%. Sepanjang sesi II, IHSG sempat naik ke zona hijau, namun satu jam sebelum perdagangan berakhir, IHSG kembali ke zona merah hingga penutupan.
Sepanjang hari ini total transaksi saham di BEI mencapai Rp 6,59 triliun dari 12,35 miliar saham yang diperdagangkan. IHSG bergerak di kisaran level 6.366,04 hingga level tertingginya hari ini pada 6.420,78. Sebanyak 240 saham terkoreksi, 165 saham naik, dan 129 saham lainnya tak berubah.
Koreksi pada IHSG didorong oleh tujuh indeks sektoral yang bergerak di teritori merah. Indeks sektor industri dasar terkoreksi paling besar yaitu 1,14%, diikuti pertanian dengan koreksi 0,73%, infrastruktur turun 0,49%, keuangan turun 0,45%, tambang turun 0,29%, properti turun 0,17%, dan manufaktur turun 0,16%.
(Baca: Sesi I IHSG Terkoreksi 0,14% Dibayangi Perlambatan Ekonomi Global)
Sedangkan tiga sektor lainnya yang bergerak positif hari ini yaitu indeks sektor konsumer dan aneka industri yang naik 0,2%, serta sektor perdagangan naik 0,26%.
Lima saham yang paling besar kontribusinya dalam menarik turun IHSG menurut data BEI di antaranya saham PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) yang anjlok 19,93%, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 1,45%, PT Bank Mega Tbk. (MEGA) turun 7,69%, PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) turun 3,90%, serta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dengan koreksi 2,65%.
Sementara itu dana asing tercatat keluar dari pasar saham senilai Rp 558,6 miliar. Penjualan bersih saham oleh investor asing pada pasar reguler tercatat sebesar Rp 504,08 miliar, dan Rp 54,53 miliar di pasar negosiasi/tunai.
Ada dua saham yang terpantau paling banyak dilepas investor asing dengan penjualan bersih lebih dari Rp 100 miliar. Dua saham tersebut yakni saham Bank Mandiri yang dilepas asing hingga Rp 136,3 miliar, dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp 115,6 miliar.
(Baca: Emas Catat Rekor Penjualan, Laba Bersih Antam Naik 541%)
Dipengaruhi Sentimen Eksternal
Analis Indopremier Sekuritas Mino mengatakan, koreksi pada IHSG hari ini disebabkan oleh kekhawatiran investor akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
"Berlanjutnya kekhawatiran investor akan melambatnya ekonomi global seiring dengan buruknya data ketenagakerjaan Amerika di bulan Februari, menjadi sentimen negatif di pasar. Sementara itu menguatnya nilai tukar rupiah, sempat membawa indeks berada di teritori positif," ujar Mino di Jakarta, Senin (11/3).
(Baca: IHSG Pekan Ini Diprediksi Menguat Meski Investor Masih 'Wait and See')
Sementara itu, bursa saham Asia lainnya mayoritas ditutup di teritori hijau antara lain indeks Nikkei naik 0,47%, Hang Seng naik 0,97%, Shanghai melesat hingga 1,92% dan Kospi naik tipis 0,03%. Senada dengan IHSG, indeks Straits Times turun 0,14%, PSEi turun 1,13%, dan KLCI turun 0,91%.
Kekhawatiran perlambatan ekonomi global dipicu oleh data tenaga kerja AS Februari 2019 yang mengecewakan. Lapangan kerja baru yang tercipta pada periode tersebut menjadi yang terendah sejak September 2017.
dari kawasan Asia, data ekspor/impor Tiongkok sepanjang Februari 2019 mengalami penurunan yang cukup dalam. Ekspor tercatat turun hingga 20,7% secara tahunan, sedangkan impor tercatat turun sebesar 5,2%.
Sebelumnya pemerintah Tiongkok telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya menjadi di kisaran 6% hingga 6,5% dibandingkan sebelumnya yang dipatok pada level 6,5%.
Selain Tiongkok, Jepang juga merilis data ekonomi yang cukup mengecewakan dimana data pesanan permesinan mengalami penurunan yang menjadi tanda bahwa perusahaan tidak melakukan ekspansi akibat lesunya permintaan pasar global akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) - Tiongkok.
(Baca: Indosterling Prediksi IHSG Akhir Tahun ini Menguat 12%)
Sedangkan dari Eropa, pada Kamis (7/3), European Central Bank (ECB) memutuskan untuk memangkas habis target pertumbuhan ekonomi Zona Euro untuk tahun ini menjadi 1,1%, dari yang sebelumnya 1,7%. Target pertumbuhan untuk tahun depan juga dipangkas menjadi 1,6%, dari yang sebelumnya 1,7%.