Pertemuan G20 EDM-CSWG Hasilkan Pre-Zero Draft Ministerial Communique

Padjar Iswara
22 Juni 2022, 17:38
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim selaku co-Chair CSWG Laksmi Dhewanthi (kiri) bersama Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) sekaligus co-Chair EDM Sigit Reliantoro (kanan) memberikan keterangan pers usai m
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim selaku co-Chair CSWG Laksmi Dhewanthi (kiri) bersama Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) sekaligus co-Chair EDM Sigit Reliantoro (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar rangkaian kegiatan G20 The Second Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (2nd EDM-CSWG) 2022 di Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Pertemuan Kedua Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (2nd EDM-CSWG) negara-negara anggota G20 di Jakarta resmi berakhir (21/06/2022). 

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian LHK, Laksmi Dhewanthi mengatakan, pertemuan kedua di Jakarta ini menjadi sangat penting.

Pertemuan kedua ini menjadi perantara pertemuan pertama di Yogyakarta dan pertemuan terakhir di Bali akhir Agustus nanti yang akan membahas Ministerial Communique

Untuk dapat menghasilkan Ministerial Communique tersebut pada Agustus nanti, sebanyak 19 sesi workshop yang membahas tentang lingkungan hidup dan perubahan iklim telah dilaksanakan. 

“Pertemuan tadi sudah menghasilkan satu dokumen yang disebut pre-zero draft yang merupakan dokumen awal yang akan dibahas terus menerus sampai dengan nanti bulan Agustus menghasilkan suatu dokumen yang disebut Ministerial Communique of Environment and Climate and Sustainability,” kata Laksmi melalui siaran pers di Jakarta.

Laksmi menjelaskan lebih lanjut, pre-zero draft communique akan ditindaklajuti dengan beberapa pertemuan sampai dengan pertemuan tingkat menteri di Bali. Pada saat ini Indonesia belum bisa membagikan Communique-nya karena pemerintah—melalui KLHK--baru memiliki pre-zero draft.

“Kami akan punya serangkaian diskusi-diskusi, pertemuan negosiasi untuk Communique tersebut, sampai nanti menjelang pertemuan ketiga pada akhir Agustus di Bali,” kaya Laksmi.

Communique akan memuat elemen-elemen atau paragraf-paragraf yang mencerminkan komitmen.

Laksmi memberikan contoh misalnya, nanti G20 berkomitmen terus meningkatkan upaya-upaya pengendalian perubahan iklim atau agar bisa berkontribusi dalam menjamin kenaikan rata-rata suhu permukaan global tidak naik atau tidak lebih dari 1,5 C.

Kemudian terdapat juga komitmen mendorong negara-negara maju untuk bisa memenuhi rencana pledge atau janjinya untuk memberikan pendanaan bagi negara-negara berkembang. 

Communique ini merefleksikan hal-hal yang dibahas dalam pertemuan dan ingin disampaikan oleh negara G20 di dalam EDM-CSWG ini sebagai komitmen, seruan, dan sebagai suatu rencana ke depannya,” kata Laksmi.

Laksmi mengutarakan bahwa, dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia mempunyai kesempatan untuk menetapkan agenda besar G20.

Terdapat tiga agenda utama. Pertama, kontribusi kepada global health architecture, terutama karena Indonesia menjadi Presidensi G20 di masa pandemi Covid-19. Kedua, digital transformation untuk mendukung economic growth, dan ketiga, energy transition

Menurut dia, dengan ditetapkannya tiga tema ini yang kemudian diturunkan dalam masing-masing Working Group, maka Indonesia memiliki kesempatan untuk mengedepankan dan menyuarakan agenda-agenda Indonesia untuk kemudian dilakukan atau diterima sebagai agenda negara-negara G20.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...