Contoh Perilaku Sila ke-5 yang Bisa Diterapkan Dalam Kehidupan
Contoh perilaku sila ke-5 dari Pancasila harus diajarkan sebagai bentuk paripurna dari ajara kelengkapan lima sila yang diwariskan oleh para pendiri bangsa. Perlu diketahui juga bahwa Pancasila adalah bentuk baku dari dasar negara Indonesia sekaligus pedoman dengan nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa. Pengamalan Pancasila hendaknya diajarkan kepada anak-anak sejak dini, termasuk sila ke-5, di antaranya di lingkungan tempat bermain.
Salah seorang cendekiawan yang menulis buku "Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas, Aktualitas Pancasila" mengungkapkan bahwa sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” merupakan perwujudan yang paling konkret dari prinsip-prinsip Pancasila.
Perlu diketahui juga bahwa kalimat dalam sila ke-5 “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” merupakan perwujudan yang paling konkret dari prinsip-prinsip Pancasila memberikan prinsip inti dari moral ketuhanan, landasan pokok perikemanusiaan, simpul persatuan, dan matra kedaulatan rakyat. Dengan kata lain, keadilan sosial merupakan perwujudan sekaligus cerminan imperatif etis keempat sila dalam Pancasila lainnya.
Bahkan menurut Profesor Dr. Notonegoro menyampaikan dalam buknya yang berjudul 'Pancasila Dasar Filsafat Negara' tahun 1974 mengucapkan bahwa “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” diliputi dan dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Akhirnya sila penutup menjadi sila pelengkap dari Pancasila.
Sekilas tentang Lima Sila Pancasila
Mengutip laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, berikut ini bunyi sila dan arti masing-masing lambang yang disematkan.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Sila pertama dalam Pancasila ini, dilambangkan dengan simbol bintang berwarna kuning yang bersudut lima dengan latar belakang warna hitam terletak di bagian tengah perisai.
Hal ini mengandung maksud, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, yakni bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila ke-2 dalam Pancasila dilambangkan dengan gambar rantai yang berjumlah 17, dengan latar belakang warna merah. Rantai yang berjumlah 17 dan saling sambung menyambung tidak terputus, ini melambangkan generasi penerus yang turun temurun.
3. Persatuan Indonesia
Pohon beringin menjadi lambang sila ke-3 Pancasila, dan terletak di bagian atas sebelah kiri gambar bintang. Pohon beringin melambangkan sebagai tempat berteduh atau berlindung.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ke-4 memiliki lambang kepala banteng, yang terletak di sebelah atas gambar bintang. Kepala banteng diartikan sebagai tenaga rakyat. Lambang kepala banteng juga dapat diartikan sebagai sifat gotong royong masyarakat Indonesia, sama seperti banteng yang menjadi kuat karena bekerja secara berkelompok.
Sikap dan tindakan gotong royong memudahkan penyelesaian masalah apa pun. Sikap dan perilaku dapat digunakan untuk kegiatan konseling. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus selalu mengedepankan sikap dan tindakan gotong royong.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia