Mengenal Ragam Upacara Adat Pemakaman di Indonesia Beserta Maknanya

Tifani
Oleh Tifani
6 September 2022, 11:43
adat pemakaman
ANTARA FOTO/Arnas Padda/foc.
Ilustrasi, pekerja menyelesaikan pembuatan liang di kuburan batu Loko Mata di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (16/8/2022).

Budaya Indonesia dikenal sangat beragam, masing-masing daerah memiliki ciri khas budaya masing-masing yang tersebar di seluruh nusantara. Tidak hanya kaya aneka kesenian, namun juga beragam upacara adat khas daerah. Salah satu upacara adat yang berkembang di Indonesia adalah upacara adat kematian atau adat pemakaman.

Upacara pemakaman tradisional masing-masing suku dan daerah memiliki ciri khas tersendiri. Mulai prosesi yang dilakukan secara terbuka, hingga tradisi pemakaman yang besifat sakral.

Dilansir dari laman kemdikbud.go.id. berikut sederet tradisi pemakaman yang dapat ditemui di nusantara.

1. Batu Lemo, Toraja

Batu Lemo merupakan upacara adat pemakaman Suku Toraja. Dalam adat pemakaman ini, peti mati tidak dikubur, melainkan disimpan dalam lubang di tebing batu. Satu lubang biasanya akan diisi jasad satu keluarga yang kemudian akan ditutup dengan kayu dan diletakkan patung di depannya.

Suku ini memiliki kepercayaan bahwa makin tinggi letak makam, maka mendiang keluarga akan makin dekat dengan Tuhan. Kawasan Batu Lemo kemudian berkembang menjadi salah satu kawasan yang menjadi wisata unggulan di kawasan Toraja.

2. Passiliran Kambira, Toraja

Selain Batu Lemo, penduduk Toraja yang menganut kepercayaan Aluk Tolodo melakukan upacara Passiliran. Tradisi ini adalah upacara adat pemakaman untuk bayi yang meninggal dunia, dengan cara dimasukan ke lubang pohon tarra dalam posisi meringkuk seperti saat di dalam rahim. Pohon ini dilubangi sesuai arah rumah bayi, kemudian ditutup dengan ijuk.

Pohon tarra dipilih karena memiliki getah berwarna putih dan diibaratkan sebagai air susu ibu. Upacara ini dipercaya dapat membawa jiwa bayi selamat sampai ke alam baka. Meski sudah dilubangi, pohon tarra tetap bisa tumbuh dengan baik dan lubang makam bayi itu akan menutup dengan sendirinya setelah 20 tahun.

Biasanya dalam satu pohon tidak hanya diisi satu kuburan, tetapi bisa memuat lebih dari 10 bayi. Banyaknya bayi dalam pohon bisa dilihat dari kotak-kotak serupa jendela dari ijuk di pohon tersebut. Pohon tarra telah menjadi tempat persemayaman jenazah bayi selama bertahun-tahun.

Namun, jika mengunjungi Desa Kambira dan melihat pohon tersebut, pengunjung tidak akan mencium bau busuk meski lubangnya hanya ditutup ijuk. Selain itu, batang pohon tarra tak pernah kehabiskan tempat untuk menjadi kuburan baru, sehingga masyarakat tidak akan kesulitan mencari pemakaman untuk bayinya.

Bayi yang telah berpulang dipercaya akan kembali tumbuh dan besar seiring dengan tumbuhnya pohon tarra. Pohon yang berisi bayi juga dilarang untuk ditebang karena sama saja dengan memutus kelanjutan hidup sang bayi.

Keunikan lainnya adalah, posisi lubang kuburan juga bisa ditentukan dari kasta keluarga sang bayi. Semakin tinggi kastanya dalam masyarakat, maka lubang kuburuan di batang pohonnya pun semakin tinggi.

3. Brobosan, Jawa

Suku Jawa juga memiliki upacara adat pemakaman yang menarik, yakni Brobosan. Upacara adat pemakaman ini sebenarnya merupakan penghormatan kepada jenazah dan diharapkan tuahnya akan diwariskan kepada anggota keluarga yang melakukan brobosan.

Upacara adat pemakaman Brobosan dilakukan dengan cara mengangkat keranda setinggi-tingginya, kemudian keluarga yang ditinggalkan harus berjalan dibawahnya.

4. Ngaben, Bali

Ngaben merupakan upacara adat pemakaman dari Bali, yang berbentuk ritual kremasi. Prosesinya sering dilakukan secara megah dan mewah, lengkap dengan iring-iringan dan hiasan. Di mana pada dasarnya ngaben memiliki 3 tujuan utama.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...