Data Pekerja Penerima BLT Subsidi Upah Baru Terkumpul 88%
Pemerintah menyatakan hingga kini masih terus mengumpulkan data penerima bantuan subsidi upah, agar target penyaluran bantuan kepada 15,7 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta dapat tercapai. Targetnya, bantuan subsidi upah ini dapat tersalurkan seluruhnya akhir September 2020.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan saat ini data pekerja yang telah berhasil dikumpulkan oleh BPJS Ketenagakerjaan tercatat sebanyak 13,8 juta orang. Jumlah ini mencapai 88% dari target total penerima bantuan subsidi upah.
“Data yang sudah divalidasi dan diverifikasi oleh BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan kriteria Permenaker Nomor 14 Tahun 2020 sejumlah 10,8 juta orang atau 69% dari target,” kata Ida di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8).
Dari jumlah tersebut, pemerintah kembali memvalidasi dan memverifikasi data penerima bantuan subsidi upah untuk meminimalkan risiko administrasi, serta membuat penyalurannya semakin tepat sasaran.
Alhasil, pemerintah baru menyalurkan bantuan subsidi upah kepada 2,5 juta pekerja pada hari ini, dengan nilai bantuan yang diberikan sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan. Pemberian bantuan dilaksanakan setiap dua bulan sekali, masing-masing Rp 1,2 juta.
Adapun, bantuan subsidi upah tersebut disalurkan melalui empat bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Secara perinci, Bank Mandiri dan BRI masing-masing menyalurkan bantuan subsidi upah kepada lebih dari 700.000 dan 600.000 pekerja. Kemudian, BNI dan BTN masing-masing menyalurkan kepada lebih dari 900.000 dan 200.000 pekerja.
“Penyaluran selanjutnya akan dilakukan secara bertahap hingga mencapai keseluruhan target 15,7 juta penerima program,” ujarnya.
Dengan pemberian bantuan ini, Ida berharap daya beli pekerja dapat meningkat dan dapat mendongkrak konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berharap pemberian bantuan subsidi upah dapat meningkarkan konsumsi rumah tangga dari para pekerja. Dengan demikian, hal tersebut bisa mendongkrak ekonomi Indonesia ke depannya.
Ia menyadari bahwa konsumsi rumah tangga masyarakat melemah pada saat ini, karena banyak pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa pandemi virus corona atau Covid-19. Selain itu, banyak perusahaan yang mengalami penurunan omzet sehingga melakukan efisiensi seperti pemangkasan upah karyawan.
"Semuanya terpengaruh dan itu di dalam angka-angka yang setiap pagi saya lihat, memang faktanya seperti itu. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan yang namanya stimulus ekonomi," kata Jokowi.