Tiongkok Beberkan Sejumlah Rencana untuk Menekan Dominasi Dolar AS

Image title
6 Agustus 2022, 14:16
Tiongkok, yuan
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, mata uang Tiongkok, yuan.

Pemerintah Tiongkok membeberkan sejumlah rencana untuk mengembangkan pusat perdagangan dan mekanisme penetapan harga yang berpusat pada Tiongkok. Salah satu caranya adalah, bermitra dengan sejumlah bank sentral di beberapa negara untuk menginternasionalkan penggunaan yuan.

Program internasionalisasi penggunaan yuan sendiri, merupakan salah satu bagian dalam rencana lima tahun ke-14 Partai Komunis Tiongkok hingga 2021-2025.

Selama beberapa tahun, Tiongkok tengah berusaha menginternasionalkan yuan, serta mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan internasional, baik sebagai pertukaran maupun sebagai mata uang cadangan.

Mengutip theepochtimes.com, Jumat (5/8), bank sentral Tiongkok, yakni People's Bank of China (PBC), mengumumkan rencana bermitra dengan Bank of International Settlement (BIS) dan lima bank sentral dunia pada 25 Juni lalu.

Kerja sama antar bank sentral dan BIS ini, akan membentuk kumpulan (pool) likuiditas yuan, yang bertujuan untuk menstabilkan ekonomi selama periode volatilitas pasar.

Selain PBC dan BIS, anggota kumpulan baru ini antara lain Bank Indonesia (BI), Bank Sentral Malaysia, Otoritas Moneter Hong Kong, Otoritas Moneter Singapura, dan Bank Sentral Chili.

Enam bank sentral ini, rencananya masing-masing akan menyumbangkan US$ 2,2 miliar atau yuan ke dalam satu wadah yang dinamakan Pengaturan Likuiditas Renminbi atau Renminbi Liquidity Arrangement (RMBLA). Sementara, BIS akan mengeluarkan dana kepada anggota kumpulan ini, pada saat dibutuhkan, melalui jendela likuiditas yang dijaminkan.

Selama beberapa dekade, BIS telah bekerja sama dengan bank sentral negara-negara penerbit mata uang cadangan untuk menerapkan paket dukungan likuiditas, yang diberikan kepada negara lain selama masa tekanan pasar dan ketidakstabilan.

RMBLA merupakan pengaturan pertama yang dibuat menggunakan yuan, dan merupakan langkah menuju pencapaian tujuan Tiongkok yang ditetapkan dalam rencana lima tahun ke-14. Rencana ini menyerukan kembalinya globalisasi, dan internasionalisasi mata uang secara bertahap.

Rencana tersebut juga mengacu pada "senjata keuangan dalam beberapa tahun terakhir", yang merupakan referensi terselubung terhadap sanksi ekonomi AS terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi Ukraina.

Di antara sanksi tersebut adalah larangan yang memblokir tujuh bank Rusia menggunakan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...