The Fed Akan Segera Tapering Off, Kenaikan Bunga Bisa Lebih Cepat
Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol tetapi mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga bisa datang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Namun, The Fed juga belum memberi waktu yang pasti terkait rencana pengurangan stimulus atau tapering off yang sudah direncanakan sebelumnya.
The Fed dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Rabu dini hari mengindikasikan bahwa mereka akan 'segera' menarik kembali pembelian aset senilai US$ 120 miliar yang sudah dibeli sejak tahun lalu. Namun, tidak ada pernyataan kapan itu akan dimulai.
"Jika kemajuan berlanjut secara luas seperti yang diharapkan, komite menilai bahwa moderasi dalam laju pembelian aset akan segera dilakukan," kata Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pernyataan usai rapat FOMC seperti dikutip dari CNBC, Kamis (23/9)
Meski demikian, responden survei CNBC baru-baru ini mengatakan mereka memperkirakan pengurangan pembelian obligasi akan diumumkan pada November dan dimulai pada Desember. The Fed akan kembali menggelar pertemuan yang dijadwalkan 2-3 November mendatang, dan diperkirakan baru akan mengumumkan tapering off dalam pertemuan tersebut.
Powell mengatakan, The Fed siap untuk mulai bergerak. Meskipun tidak ada perubahan keputusan yang signifikan pada pertemuan kali ini, para anggota rapat umumnya memandang bahwa selama pemulihan tetap di jalurnya, proses tapering off berupa pengurangan pembelian aset kemungkinan akan berakhir pertengahan tahun depan.
Komite juga memberikan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek mendekati nol di kisara 0%-0,25%. Namun, mayoritas pejabat Fed saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga akan dilakukan pada tahun 2022. Sikap ini berubah dibandingkan pertemuan Juni lalu, dimana mayoritas masih memproyeksikan suku bunga baru akan naik pada tahun 2023.
Powell mengatakan The Fed siap untuk memulai pengetatan kebijakan monternya apabila risiko yang muncul dapat menghambat berbagai pemulihan. Penilaian komite akan mempertimbangkan sejumlah indikator, termasuk kondisi Covid-19, perbaikan pasar tenaga kerja, tekanan inflasi serta perkembangan di pasar keuangan internasional.
“Untuk inflasi, kami tampaknya telah mencapai lebih dari kemajuan yang signifikan, kemajuan substansial lebih lanjut. Indikator ini menurut pandangan saya sudah tercapai begitu juga kebanyakan anggota komite lainnya,” kata Powell.
Powell juga menilai pemulihan ekonomi dan lapangan pekerjaan saat ini terus menguat. Sejumlah sektor yang terpukul oleh pandemi mulai membaik, namun ia juga mengkhawatirkan peningkatan kasus beberapa bulan terakhir telah memperlambat pemulihan.
Inflasi tahun ini diperkirakan akan berada di level 3,7%, jauh di atas perkiraan pada Juni lalu di 3%. Sementara tahun depan diperkirakan akan mulai melambat dari tahun ini di level 2,3%, ini juga lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya inflasi tahun 2022 sebesar 2,1%. Sementara itu, Powell juga menilai perbaikan di sektor tenaga kerja sudah hampir terpenuhi.