Data Tenaga Kerja AS di Bawah Proyeksi, Sinyal The Fed Akan Berubah?

Intan Nirmala Sari
5 September 2021, 12:24
The Fed, Amerika Serikat, The Federal Reserve, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/rwa/cf
Evelyn Hockstein Audrey Lin meneriakkan slogan saat demonstrasi yang diadakan oleh Sunrise Movement di luar Gedung Putih menuntut tindakan tentang perubahan iklim dan pekerjaan ramah lingkungan di Washington, Amerika Serikat, Jumat (4/6/2021).

Lonjakan kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) membuat pertumbuhan lapangan kerja per Agustus cenderung lesu. Data tenaga kerja tersebut berpotensi mempengaruhi arah kebijakan bank sentral AS atau The Federal Reserve atau The Fed terkait rencana pelonggaran stimulus moneter melalui kebijakan pengurangan belanja obligasi.

Gubernur The Fed Jerome Powell pekan lalu menegaskan, pemulihan ekonomi sedang berlangsung. Namun, dia belum memberikan sinyal kapan bank sentral AS akan memangkas belanja asetnya, tetapi memungkinkan tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat data non farm payrolls (NFP) AS hanya naik 235 ribu per Agustus, catatan per Juli 1,05 juta. Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 5,2%.

Pertumbuhan NFP AS di Agustus tersebut jauh di bawah proyeksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan 733 ribu per Agustus. Sedangkan pada survei Reuters, ekonom memprediksi data NFP AS bulan lalu meningkat 750 ribu pekerjaan.

Perlambatan perekrutan mencerminkan kekhawatiran yang berkembang terkait penyebaran Covid-19 varian Delta. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, sebanyak 5,6 juta orang melaporkan tidak dapat bekerja karena pandemi per Agustus. Angka tersebut naik dari 5,2 juta dari bulan sebelumnya.

“Kami tentu tidak mengharapkan pengumuman (pemangkasan belanja obligasi) dilakukan pada pertemuan bulan ini. Pengumuman resmi kemungkinan baru di Desember,” kata Kepala ahli strategi makro TD Securities Jim O’Sullivan, dilansir dari Reuters.

Meningkatnya kasus Covid-19 membuat beberapa pengangguran memilih tetap di rumah, sehingga menyulitkan rencana pengusaha meningkatkan perekrutan. Selain itu, lonjakan kasus dalam dua bulan terakhir turut menekan permintaan untuk perjalanan dan hiburan yang merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi AS.

“Varian Delta seperti badai pasir dalam ekonomi yang cerah. Jika bukan karena itu, lapangan kerja di Agustus akan lebih tinggi lagi," kata profesor keuangan dan ekonomi di Loyola Marymount University di Los Angeles, Sung Won Sohn dilansir dari Reuters, Jumat (3/9).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...