Duta Keamanan Siber Inggris Akan Temui Prabowo, Apa yang Dibahas?
Pemerintah Inggris ingin meningkatkan kemitraan Indonesia dan membahas potensi kerja sama di bidang pertahanan. Diskusi akan dilakukan dalam kunjungan Direktur Pertahanan dan Keamanan dari Departemen Perdagangan Internasional Inggris Mr Mark Goldsack CBE dan Duta Besar Keamanan Siber Inggris Juliette Wilcox selama tiga hari di Indonesia pada 22-24 Juni 2022.
Goldsack dan Wilcox dijadwalkan untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Andika Perkasa, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, dan perwakilan holding BUMN pertahanan.
Indonesia dan Inggris telah memiliki nota Kesepahaman tentang Keamanan Siber, dan Dialog Siber bilateral pertama berlangsung pada November 2021. Kedua negara juga telah berkolaborasi dalam bidang-bidang utama termasuk strategi keamanan siber nasional, pencegahan kejahatan siber, serta pelatihan dan pengembangan kapasitas.
Adapun kunjungan dilakukan setelah Inggris meluncurkan strategi digital Inggris terbaru pada 13 Juni di London Tech Week. Strategi ini menetapkan visi Inggris untuk memanfaatkan transformasi digital, mempercepat pertumbuhan, dan membangun ekonomi digital yang lebih inklusif, kompetitif, dan inovatif untuk masa depan. Kolaborasi internasional, termasuk dengan Indonesia, merupakan elemen penting dari strategi tersebut.
Mark Goldsack dan Juliette Wilcox akan menjajaki peluang untuk berkolaborasi di sektor industri, berbagi keahlian dan informasi pertahanan, keamanan, dan siber dengan pemerintah Indonesia yang ingin memperkuat pertahanan siber. Menurut keduanya, meningkatkan kemitraan dan kolaborasi industri antara Indonesia dan Inggris akan saling menguntungkan bagi kedua negara.
“Sebagai mitra strategis, Inggris mendukung visi Indonesia dalam industri pertahanan yang mandiri untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjatanya. Kuncinya adalah bagaimana organisasi kami menghubungkan industri ke industri, melalui dialog baru dan yang sudah ada, untuk bergabung bersama dan mengidentifikasi peluang yang dapat saling menguntungkan," ujarnya dalam siaran pers Kedutaan Besar Inggris, seperti dikutip Rabu (22/6).
Ia menjelaskan, ancaman keamanan semakin kompleks dan mahal untuk ditangani. Biaya tahunan global kejahatan dunia maya mencapai lebih dari US$1 rriliun. Untuk itu, menurut dia, pemerintah di mana pun harus membangun kemitraan internasional dan memperkuat kebijakan keamanan dunia maya secara global untuk melindungi jaringan, perangkat, dan data masyarakat.
“Keamanan siber adalah faktor penting untuk ekonomi digital. Sumber, perlindungan, dan pemanfaatan data akan mendorong teknologi dan pertumbuhan masa depan. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk menciptakan ekonomi yang tangguh dan berkembang di era digital," ujar Wilcox.
Inggris merupakan salah satu pemimpin dunia dalam kecerdasan buatan, semikonduktor, dan komputasi kuantum. Dengan populasi 270 juta orang, lebih dari setengahnya berusia di bawah 30 tahun, Indonesia memiliki peran besar dalam ekonomi global masa depan, yang akan dibentuk oleh teknologi ini.