Peta Persaingan Gojek, Grab & E-Commerce di Pesan Antar Bahan Makanan

Cindy Mutia Annur
27 Juni 2020, 07:50
belanja online, e-commerce, gojek, grab, platform medsos. shoppee,layanan pesan antar bahan makanan
gojek
Ilustrasi. Pandemi corona mengubah perilaku masyarakat untuk semakin berbelanja online, salah satunya pada kebutuhan makanan.

Tren belanja online semakin diminati masyarakat selama fase normal baru, terutama pada layanan pesan-antar bahan makanan atau grocery. E-commerce, Gojek, Grab, dan platform media sosial pun mulai menggarap pasar tersebut. Lantas, bagaimana peta persaingannya?

Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia Jefri R Sirait mengatakan, pandemi corona membuat pola perilaku konsumen berubah, yakni mereka lebih sering menggunakan layanan online. Algoritma sejumlah perusahaan teknologi pun semakin jeli untuk memilah layanan mana saja yang trennya bertahan atau naik di tengah pandemi ini. 

Advertisement

Pembatasan sosial atau physical distancing yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah mau tak mau membuat perusahaan teknologi berinovasi dan mengembangkan produknya agar lebih diminati konsumen. Layanan pesan-antar makanan dan grocery ke depan pun bakal semakin tinggi pertumbuhannya.

Seiring permintaan konsumen yang meningkat, produk-produk yang ditawarkan berbagai platform tersebut pun semakin mirip, sehingga bakal terjadi kompetisi. Saat ini, saluran untuk berbelanja pun menjadi beragam, mulai dari televisi hingga media sosial, seperti Youtube, Instagram, WhatsApp, dan Google. 

"Persaingan menurut saya adalah hal yang wajar. Oleh karena itu, dalam sebuah kompetisi maka kualitas menjadi hal yang penting," ujar Jefri kepada Katadata.co.id, Kamis (25/6). 
Dengan adanya kualitas, Jefri perusahaan dapat memperoleh produktivitas yang bagus sehingga pengeluaran yang mereka gelontorkan untuk menciptakan dan mempromosikan produk tersebut dapat menghasilkan keuntungan dari konsumennya. "Itulah yang disebut persaingan," ujar dia.  
 
Meski demikian, Jefri mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan bahwa perusahaan e-commerce dan startup agritech seperti Tanihub, Sayurbox, Tukangsayur, dan sebagainya akan saling berkolaborasi di tengah situasi pandemi ini. "Kalau layanan mereka digabungkan , pasti ada tujuannya. Misalnya, mereka ingin market share  lebih banyak dan luas, fundamental lebih diperkuat, dan sebagainya," ujar dia.  

Wakil Ketua Amsevindo Donald Wihardja mengatakan, sejumlah e-commerce tengah berkompetisi untuk meningkatkan pengalaman pengguna alias User Interface dan User Experience (UI/UX) di platform mereka. Sesuai tren yang ada saat ini, menurut dia, para e-commerce akan didominasi oleh platform-platform yang sudah populer.

"Apakah channel  e-commerce berbasis social commerce, Instagram, Whatsapp, Facebook, dan lain-lain akan terus berkompetisi dengan kuat? Kami terus memantaunya," ujar Donald kepada Katadata.co.id, Selasa (23/6). 

Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, semenjak adanya pandemi corona perusahaan menemukan setidaknya ada empat tren utama untuk pasar makanan dan kebutuhan bahan makanan di Indonesia. Pertama,  konsumen beralih ke platform online untuk membeli produk makanan.
 
"Salah satunya, masyarakat memilih e-commerce sebagai kanal untuk membeli makanan dan bahan makanan, di mana tren ini ditandai oleh peningkatan 4 kali lipat pembelian produk makanan di platform kami secara berulang dalam sebulan," ujar Handhika.
 
Kedua, , belanja makanan dan bahan makanan berevolusi seiring berjalannya waktu untuk beradaptasi dengan pandemi corona. Hal ini, ia melanjutkan, terlihat dari meningkatnya permintaan makanan kaleng sebanyak 7 kali lipat pada Maret lalu dan permintaan untuk makanan segar tumbuh 11 kali lipat di platformnya.
 
Ketiga,pria dan konsumen di luar Jakarta menjadi pembeli makanan paling aktif secara online. Perusahaan mencatat, aktivitas berbelanja makanan pria meningkat hingga 6 kali lipat jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Keempat, Handhika mengatakan, sejumlah mitra brand dan penjual melakukan digitalisasi dengan perusahaan, sebagai cara baru untuk menjual makanan secara online. "Mereka beradaptasi dengan perubahan kebiasaan masyarakat dengan memperluas bisnisnya dan menawarkan produk makanan yang lebih beragam dan menggunakan cara baru untuk berjualan," ujar dia.

Perusahaan mencatat, variasi produk makanan di platformnya naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Selain itu, ia melanjutkan, sejumlah mitra brand dan penjual menggunakan fitur live streaming untuk menjual produk makanan agar lebih efektif.

(Baca: Ragam Strategi UMKM di Tengah Pandemi Covid-19)

Shopee juga merilis inisiatif Shopee Food, yang memuat beragam produk mulai dari makanan berat hingga jajanan dari berbagai restoran, serta UMKM. Selain itu, tersedia bahan masakan seperti sayuran, daging, dan makanan beku.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement