Penerbitan Obligasi Keuangan Berkelanjutan Capai Rp 12.264 T pada 2021
Perkembangan instrumen keuangan berkelanjutan alias sustainable finance instrument terus berkembang selama lebih dari satu dekade terakhir dan mencapai US$ 859 miliar atau sekitar Rp 12.264 triliun pada tahun lalu. Namun, Bank Indonesia (BI) melihat pesatnya pertumbuhan masih menyisakan sejumlah tantangan yang penting dibicarakan dalam pertemuan para pemimpin dunia di Presidensi G20 Indonesia.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, instrumen keuangan berkelanjutan telah berkembang bukan hanya dari sisi volume, melainkan juga dari jenis instrumennya. Keuangan berkelanjutan sudah merambah ke pasar modal, instrumen surat utang hijau atau green bond hingga pinjaman hijau atau green loan.
Beberapa lembaga keuangan dunia juga telah mulai memanfaatkan instrumen pasar uang hijau, seperti green atau sustainable repo, green atau sustainable commercial paper, dan green atau ESG-linked derivatives.
"Namun, banyak sektor publik dan swasta masih menghadapi tantangan, terutama dalam mengakses dan mengadopsi instrumen-instrumen ini," kata Perry dalam webinar 'Casual Talks: Scaling Up The Utilization of Sustainable Financial Instruments', Jumat (18/2).
Perry mengatakan, lebih dari separuh penerbitan obligasi berkelanjutan merupakan obligasi hijau atau green bond, sedangkan sisanya merupakan obligasi sosial dan obligasi berkelanjutan lainnya.
"Namun, pertumbuhan yang menggembirakan dari pembiayaan berkelanjutan masih kecil dibandingkan dengan total investasi yang dibutuhkan untuk mencapai target kolektif global dalam Kesepakatan Paris dan Tujuan SDG's," kata Perry.