Sisi Positif UU Cipta Kerja bagi Ekonomi RI di Mata Investor Asing

Agatha Olivia Victoria
9 Oktober 2020, 19:29
aliran modal asing, pasar keuangan, omnibus law cipta kerja, uu cipta kerja
123RF.com/Bakhtiar Zein
Ilustrasi. Persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia terpantau membaik yang ditunjukkan dengan penurunan premi credit default swap bertenor 5 tahun dari 111,7 pada akhir pekan lalu menjadi 96,06 per 8 Oktober.

Pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR pada Senin (5/10) memberi angin segar bagi pasar keuangan domestik. Sehari setelahnya, rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan memimpin penguatan di antara pasar negara berkembang Asia.

Mengutip data Bloomberg, rupiah pada pembukaan Selasa (6/10) menguat hingga 200 poin ke level Rp 14.600 per dolar AS. Namun, rupiah pada hari itu ditutup di posisi Rp 14.735 per dolar AS.

Rupiah pun terus bergerak menguat hingga perdagangan hari ini, meski sempat bergerak stagnan pada perdagangan kemarin. Rupiah sepekan ini menguat hingga 165 poin dan ditutup di posisi Rp 14.700 per dolar AS pada Jumat (9/10).

Sementara itu, IHSG sepekan ini mencatatkan kenaikan selama lima hari berturut-turut. Sepekan ini, IHSG menguat 2,5% dan berakhir di posisi Rp 5.053 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menjelaskan investor asing sepanjang pekan ini hingga Kamis (8/10) mencatatkan beli bersih sebesar Rp 2,43 triliun di instrumen keuangan domestik. Asing mencatatkan beli bersih di pasar Surat Berharga Negara sebesar Rp 4,64 triliun, tetapi masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp 2,21 triliun di pasar saham.

"Berdasarkan data setelmen selama 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik mencatatkan jual neto sebesar Rp 170,36 triliun," ujar Onny dalam siaran pers, Jumat (9/10).

Persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia terpantau membaik yang ditunjukkan dengan penurunan premi credit default swap bertenor 5 tahun dari 111,7 pada akhir pekan lalu menjadi 96,06 per 8 Oktober. Sementara imbal hasil atau yield SBN pada Jumat (9/10) naik tipis ke posisi 7,03%.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menjelaskan, aliran modal asing yang masuk sepekan ini terdampak sentimen positif pengesahan Omnimbus Law UU Cipta Kerja. Aturan sapu jagat tersebut memberikan banyak insentif kepada investor.

UU Cipta Kerja memberikan banyak kemudahan kepada investor termasuk dalam ketenagakerjaan. Salah satunya, kewajiban pesangon bagi pengusaha yang turun dari 32 kali menjadi hanya 19 kali upah. "Tetapi tidak semata karena faktor tarikan omnimbus law," ujar Piter kepada Katadata.co.id, Jumat (9/10).

Dorongan aliran modal asing juga datang dari luar negeri, terutama kabar baik kondisi kesehatan Presiden Donald Trump dan rencana pencairan stimulus fiskal AS.

Melalui akunTwitter-nya, Trump mengatakan siap memberi stimulus untuk industri penerbangan dan beberapa paket stimulus lainnya. Ia sebelumnya menyatakan akan menunda negosiasi paket stimulus jilid II AS hingga pemilu berakhir.

Piter memperkirakan masih ada potensi modal asing kembali masuk ke Tanah Air.  Aksi demonstrasi  yang digelar berbagai elemen masyarakat dapat menahan arus modal asing. Meski demikian, tak akan membuat dana asing kabur sepanjang demonstrasi berlangsung damai. 

Namun, jika demonstrasi terus berlangsung lebih lama dengan vandalisme yang mengarah kepada kekacauan, akan ada kemungkinan modal asing kabur cukup besar dari Indonesia. "Apalagi jika pemerintah tampak tak berdaya," ujarnya

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menilai Omnibus Law Cipta Kerja seharusnya berdampak positif bagi pasar keuangan domestik dan rupiah. Namun, aksi demonstrasi yang terjadi usai pengesahan UU tersebut membuat penguatan rupiah yang diterpa sentimen positif dari global justru tertahan. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...