Tumpuan Pemulihan Global, Ekonomi Tiongkok Tumbuh 4,9% pada Kuartal 3

Agustiyanti
19 Oktober 2020, 14:08
pertumbuhan ekonomi tiongkok, ekonomi tiongkok, ekonomi china tumbuh
ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/nz/cf
Ilustrasi. Ekonomi Tiongkok tumbuh 4,9% pada kuartal III 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ekonomi Tiongkok semakin pulih dari pandemi Covid-19 pada kuartal ketiga 2020 dengan pertumbuhan mencapai 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perekonomian terbesar kedua di dunia itu mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,9% sepanjang Januari-September 2020 dibandingkan tiga kuartal pertama tahun lalu.

Meski diproyeksi tumbuh paling tinggi di dunia saat hampir seluruh dunia mengalami kontraksi ekonomi, realisasi ini lebih rendah dari proyeksi. Rata-rata ekonom di Tiongkok memproyeksi ekonomi negara Tembok Raksasa tersebut tumbuh 5,2% pada kuartal ketiga.

Pemulihan yang lebih lambat dari komponen konsumsi tetap menjadi hambatan bagi ekonomi Tiongkok, sedangkan ketidakpastian terus berlanjut dari kemampuan berbagai negara di belahan dunia lain dalam mengendalikan pandemi dan dampakke perekonomian.

"Perekonomian nasional secara keseluruhan melanjutkan pemulihan yang stabil dan hasil yang signifikan dari pencegahan dan pengendalian epidemi. Namun, kita harus menyadari bahwa lingkungan internasional masih rumit dan parah dengan ketidakpastian yang besar," kata Biro Statistik Tiongkok dikutip dari CNBC, Senin (19/10).

Penjualan ritel naik 3,3% pada September atau 0,9% pada kuartal ketiga. Namun selama sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan ritel mengalami kontraksi 7,2%.

Selama tiga kuartal tersebut, penjualan barang secara online naik 15,3% dari tahun lalu, menyumbang 24,3% dari penjualan ritel.

"Kembalinya Tiongkok ke dinamika ekonomi lebih cepat dari rekan-rekannya adalah langkah pertama menuju pemulihan global," kata Bruce Pang, Kepala Penelitian Makro dan Strategi di China Renaissance, dalam sebuah catatan.

Pang memperkirakan ekonomi Tiongkok akan terus melanjutkan pemulihan, Namun, ia mencatat sejumlah masalah yang masih harus dihadapi, seperti pengangguran, berkurangnya pendapatan rumah tangga, dan pergeseran perilaku konsumen. Masalah-masalah ini akan mempengaruhi upaya Beijing untuk mendorong kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan.

Pang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi pada sektor jasa atau tersier lebih lambat daripada sektor primer dan sekunder yang mencakup pertanian dan manufaktur. Padahal dari tiga sektor tersebut, sektor jasa telah tumbuh paling cepat selama beberapa tahun terakhir.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...