Nasib Bank Tahun Ini: Likuiditas Longgar tapi Kredit Terancam Minus 2%

Agatha Olivia Victoria
7 Desember 2020, 16:28
bank indonesia, kredit, pertumbuhan kredit, pemulihan ekonomi
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. BI memproyeksi kredit tahun depan tumbuh 7% hingga 9%.

Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan kredit tak tumbuh, bahkan berpotensi negatif hingga 2% meski kondisi likuiditas perbankan longgar. Bank Indonesia sepanjang tahun ini telah menginjeksi likuiditas perbankan mencapai Rp 682 triliun, terbesar di antara negara emerging markets. 

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan terjadi fenomena credit crunch pada tahun ini. Penyaluran kredit diperkirakan tak tumbuh, bahkan berpotensi terkontraksi. 

"Harapannya isu credit crunch yang terjadi pada tahun ini berakhir pada tahun depan sehingga kredit akan tumbuh 7% hingga 9%," ujar Dody dalam Focus Group Discussion terkait Outlook Ekonomi dan Keuangan Digital 2021 pada Senin (7/12).  

Dody menjelaskan, BI telah menggelontorkan likuiditas mencapai Rp 628 triliun. Pelonggaran kuantitatif tersebut, terdiri dri pembelian SBN pada pasar sekunder Rp 166,2 triliun, term repo dan fx swap Rp 345 triliun, penurunan GWM rupiah 300 bps sekitar Rp 155 triliun, dan tidak mengenakan tambahan giro untuk RIM sebesar Rp 15,8 triliun. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tambahan likuiditas tersebut mencapai 4,4% dari Produk Domestik Bruto RI. "Ini suntikan likuiditas terbesar di antara emerging market," ujar Perry dalam Outlook Ekonomi Moneter dan Keuangan Digital 2021, Senin (7/12).

Meksiko tercatat menggelontorkan injeksi likuditas sebesar 3,3% PDB, terbesar kedua setelah Indonesia di antara negara emerging market. Kemduian disusul Chili 2,8%, Filipina 1,6%, Thailand 0,6%, dan India 0,2%.

Sementara jika dilihat dari seluruh negara, jumlah injeksi likuiditas terbesar dilakukan oleh Bank Sentral Eropa, European Central Bank, Bank Sentral Jepang, Bank of Japan, Bank Sentral Inggris, Bank of England, dan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.

Perry pun berharap langkah tambahan injeksi likuiditas tersebut bisa mendorong pemulihan ekonomi ke depan. Tak hanya pemulihan di sisi permintaan, tetapi pada penyaluran kredit  perbankan.

Kendati demikian, dia mengidentifikasi permintaan kredit sejumlah subsektor mulai meningkat saat ini. "Plafon kredit perbankan juga tersedia," kata dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...