Tersisa Dua Pekan Lagi, Dana Pemulihan Ekonomi Belum Terserap Rp 211 T
Kementerian Keuangan melaporkan sudah ada realisasi penyuntikan Penyertaan Modal Negara Program Pemulihan Ekonomi Nasional kepada BUMN. Namun realisasi anggaran PEN secara keseluruhan hingga 14 Desember 2020 baru mencapai Rp 483,62 triliun atau 69,6% dari pagu Rp 695,2 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan sisa anggaran PMN BUMN akan direalisasikan dalam beberapa hari ke depan. Namun ia tak merinci besaran dana maupun lembaga pelat merah yang telah maupun akan mendapat kucuran itu.
Dengan realisasi tersebut, anggaran pos pembiayaan korporasi telah terserap Rp 8,16 triliun atau 13% dari pagu Rp 60,37 triliun. "Pos ini memang sebagian besar dialokasikan untuk mendukung BUMN," ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTa Desember 2020 secara virtual, Senin (21/12).
Adapun gap realisasi sebesar Rp 52,57 triliun untuk PMN BUMN, pinjaman investasi BUMN, serta Lembaga Pengelola Investasi akan dikucurkan pada akhir Desember 2020. Dengan demikian, penyerapan pada kluster ini dapat mencapai 100%.
Selain pembiayaan korporasi, realisasi program PEN terdiri dari pos kesehatan Rp 47,05 triliun, perlindungan sosial Rp 217,16 triliun, dan sektoral K/L dan Pemda Rp 55,68 triliun. Kemudian, dukungan UMKM Rp 106,46 triliun serta insentif usaha Rp 49,12 triliun.
Realisasi anggaran kesehatan baru mencapai 47% dari pagu Rp 99,5 triliun. Outlook realisasi pos anggaran ini hingga tutup tahun akan sebesar Rp 63,06 triliun. Sisanya sebesar Rp 36,44 triliun bakal digunakan untuk pendanaan program vaksinasi pada tahun depan.
Sementara itu, dana perlindungan sosial telah terserap sebanyak 94,33% dari alokasi Rp 230,21 triliun. Suahasil menilai anggaran tersebut berhasil menekan laju kemiskinan menjadi 8,99%. "Jika tidak ada anggaran ini kemiskinna bertambah 10,96% karena pandemi Covid-19," ujar dia.
Alokasi anggaran sektoral k/l dan pemda yang sebesar Rp 67,68 triliun telah dibelanjakan sebanyak 82%. Realisasi itu di antaranya merupakan pemberian hibah kepada 101 pemda untuk pemulihan sektor pariwisata. Selain itu, program padat karya k/l telah membantu 2,25 juta tenaga kerja dan Dana Alokasi Khusus Fisik telah menolong 1,39 juta tenaga kerja.
Program dukungan UMKM telah menghabiskan 92% anggaran dari pagu Rp 116,31 triliun. Realisasi outlook tahun ini diramal sebesar Rp 112,65 triliun dan sisanya Rp 3,67 triliun akan digunakan untuk pendanaan tahun depan.
Sementara insentif usaha telah digelontorkan 41% dari pagu Rp 120,61 triliun. Minimnya penggunaan fasilitas tersebut dikarenakan masih tertekannya dunia usaha karena pandemi.
Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet menjelaskan dampak pembiayaan korporasi PEN akan dirasakan pada tahun depan meski sudah direalisasikan penuh tahun ini. "Karena pemberian kredit modal kerja ini masih harus melibatkan bank," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Senin (21/12).
Meski secara proporsi relatif kecil, keterlibatan bank akan berpengaruh pada cepat atau lambatnya bantuan tersalurkan. Di satu sisi, pemberian pembiayaan korporasi tidak akan optimal jika dari sisi permintaan masih rendah karena proses pemulihan ekonomi yang berjalan lambat.
Yusuf mengilustrasikan, jika satu perusaahaan mengambil pembiayaan korporasi tetapi permintaan barang atau jasa ke perusahaan belum meningkat tentu daya dorong terhadap proses pemulihan ekonomi juga berjalan lambat. Dengan demikian, dampak dari pembiayaan korporasi ke proses pemulihan ekonomi baru akan terlihat pada kuartal II 2021.
Pos pembiayaan korporasi akan diberikan pemerintah melalui PMN untuk BUMN, termasuk Bio Farma sebesar Rp 24,07 triliun dan pembiayaan untuk LPI sebesar Rp 15 triliun. Selain itu, terdapat alokasi untuk pemberian pinjaman kepada BUMN Rp 19,65 triliun dan penjaminan kredit korporasi Rp 3,5 triliun,