Rupiah Makin Melemah Jelang Penantian Data Tenaga Kerja AS
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,07% ke level Rp 14.455 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Rupiah tertekan seiring penantian data tenaga kerja AS.
Mengutip Bloomberg, rupiah kian melemah ke Rp 14.487 per dolar hingga pukul 10.00 WIB. Hampir seluruh mata uang Asia melemah pagi ini. Dolar Singapura turun 0,04%, won Korea Selatan 0,01%, rupee India 0,01%, yuan Tiongkok 0,08%, ringgit Malaysia 0,14%, dan baht Thailand 0,37%. Sementara yen Jepang menguat 0,11%, dolar Hong Kong 0,01%, dan peso Filipina 0,19%.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah kemungkinan masih dibayangi tekanan pelemahan terhadap dolar AS hari ini. "Pelaku pasar mewaspadai data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat malam pekan ini," ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (29/6).
Ia menilai, data yang lebih bagus dari ekspektasi dapat mendorong penguatan dolar lebih lanjut karena ekpektasi pengetatan moneter AS. Bank Sentral AS mempertimbangkan perkembangan dua data ekonomi untuk menentukan kebijakan moneter ke depan, yaitu inflasi dan tenaga kerja.
Menurut Ariston, data inflasi AS sudah menunjukan kenaikan melebihi target 2%. Bila data tenaga kerja juga terlihat menunjukkan perbaikan yang signifikan, asar akan berekspektasi pengetatan moneter AS sudah dekat. "Ini bisa mendorong penguatan dolar AS," kata dia.
Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS naik 0,05% ke level 91.93. Mata uang Negeri Paman Sam pun terlihat menguat dibanding mayoritas mata uang utama dunia, seperti euro, pound Inggris, dolar Australia, dolar Kanada, dan franc Swiss.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa situasi Covid-19 dalam negeri yang belum menunjukkan perbaikan masih menjadi penekan rupiah. Pembatasan aktivitas yang lebih ketat sudah diputuskan kemarin dan bisa menekan perekonomian bila berlangsung lebih lama. Dirinya memperkirakan rupiah akan berpotensi bergerak di antara Rp 14.400-14.480 per dolar AS.
Pasien positif Covid-19 bertambah 20.694 orang per 28 Juni 2021. Total Kasus mencapai 2.135.998 dengan 1.859.961 pasien dinyatakan sembuh dan 57.561 orang meninggal dunia.Sementara itu, pemerintah mencatat orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 133.130.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 akan melakukan penyesuaian sejumlah aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro seiring melonjaknya kasus virus corona. Beberapa di antaranya seperti pembatasan jam operasional mal hingga pukul 17.00 serta work from office (WFO) 25% di zona oranye. Rencana tersebut awalnya disampaikan Kepala Satgas Covid-19 Ganip Warsito saat pemaparan secara virtual, Senin (28/6).
Departemen Tenaga Kerja AS diperkirakan akan melaporkan pada hari Jumat (2/7) bahwa nonfarm payrolls meningkat 690.000 pada bulan Juni 2021. Perkiraan tersebut setelah naik 559.000 pada bulan Mei, menurut jajak pendapat Ekonom Reuters. Sementara, tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 5,7%, dari 5,8%.
Kepala Strategi Makro AS di MUFG New York George Goncalves mengatakan investor akan melihat seberapa kuat data pekerjaan bulan ini. "Jika kita ingin mendapatkan angka yang baik, kemungkinan tidak terjadi selama kuartal II, tapi kami akan mendapatkannya pada kuartal III dan triwulan IV, maka kita akan melihat harga terus naik lebih tinggi karena itu memberikan jendela bagi Fed untuk hawkish," kaya Goncalves, Selasa (29/6) seperti dikutip dari Reuters.