BI Pertahankan Bunga Acuan 3,5% di Tengah Sinyal Kuat Tapering off Fed

Agustiyanti
21 September 2021, 14:43
bunga acuan, bank indonesia, tapering off, suku bunga, perry warjiyo
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) mempertahankan suku bunga acuan 3,5% pada RDG 20-21 September 2021.

Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5%. Keputusan ini sesuai dengan pernyataan bank sentral yang akan menjaga suku bunga tetap rendah pada tahun ini untuk mendukung pemulihan ekonomi meski terdapat sinyal kuat tapering off Bank Sentral AS pada tahun ini. 

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 20-21 September 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI  7 days reverse repo rate sebesar 3,5%," Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers hasil Rapat Dewan Gubernur bulan April 2021, Selasa (25/5).

Suku bunga fasilitas simpanan alias deposito facility tetap 2,75%. Demikian pula dengan bunga pinjaman atau ending facility tetap 4,25%. BI telah menurunkan suku bunga acuan sejak akhir 2018 sebesar 2,5%. Pada tahun ini, BI 7-days reverse repo rate telah turun 0,25% ke level terendah sepanjang sejarah. 

Perry mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya BI menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian global, inflasi yang rendah, dan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi. Saat ini, menurut dia, kondisi inflasi dan nilai tukar rupiah hingga saat ini terjaga dengan baik. 

Pada 20 September, nilai tukar rupiah menguat 0,94% secara rerata dan 0,18% secara point to point dibandingkan posisi akhir Agustus 2021. Penguatan rupias didorong persepsi positif terhadap prospek ekonomi domestik, terjaganya pasar valas domestik, dan, langkah stabilisasi yang dilakukan BI. 

Perry mengatakan, nilai tukar rupiah hingga 20 September 2021 masih terdepresiasi 1,35% dibandingkan akhir 2021 relatif. Namun, depresiasi tersebut, menurut dia, masih lebih rendah dibandingkan Malaysia, Filipina dan Thailand.

"BI akan memastikan langkah-langkah stabilisasi tetap berjalan," katanya. 

 

Sementara inflasi hingga Agustus 2021 tetap rendah. Indeks harga konsumen atau IHK pada bulan lalu mencatatkan inflasi 0,03% secara bulanan, 0,84% secara tahun kalender, dan 1,59% secara tahunan. Inflasi inti  tetap terjaga rendah sejalan belum kuatnya permintaan domestik, stabilitas nilai tukar dan konsistensi BI mengarahkan inflasi sesuai sasaran 2-4%.

Perry menjelaskan, pemulihan perekonomian ekonomi global berlanjut meski diwarnai kenaikan kasus dan gangguan rantai pasokan yang tetap harus diwaspadai. Ekonomi AS, China, Jepang pada paruh kedua tahun ini menunjukkan perlambatan ekonomi. Sementara beberapa negara lainnya, seperti Amerika Latin menunjukkan kondisi lebih baik sehingga mampu mendukung ekonomi global.

"BI memperkirakan ekonomi global tumbuh 5,8%. V0lume perdagangan dunia tumbuh kuat menppang prospek ekspor, terutama negara berkembang," ujar Perry. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...