BI Ramal IHK September Deflasi 0,01%, Daya Beli Lesu?

Abdul Azis Said
24 September 2021, 20:08
deflasi, inflasi, bank indonesia
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.
Ilustrasi. Deflasi terutama didorong oleh turunnya harga bahan pangan, seperti telur ayam hingga cabai.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan ini akan berbalik deflasi sebesar 0,01% secara bulanan.  Deflasi terutama didorong oleh turunnya harga bahan pangan, seperti telur ayam hingga cabai. 

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga hingga pekan keempat September, perkembangan harga tetap terkendali dan diperkirakan deflasi 0,01% secara bulanan," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya.

Advertisement

Dengan perkembangan tersebut, menurut Erwin, inflasi secara tahun kalender sebesar 0,83% dan secara tahunan 1,63% Erwin memerinci deflasi terjadi pada daging ayam ras sebesar 0,08%, bawang merah dan cabai rawit masing-masing 0,03%, cabai merah  0,02%,  dan bawang putih sebesar 0,01%.

Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), Harga telur ayam ras turun 6,30% dalam sebulan. Harga telur ayam ras per kg berubah dari Rp 25.400 pada 24 Agustus menjadi Rp 23.800 pada hari ini. Penurunan harga terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Harga cabai rawit bahkan anjlok 16,48% dalam sebulan terakhir dari Rp 44.900 per kg menjadi Rp 37.500 per kg. Penurunan harga terdalam terutama terjadi di DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penurunan harga juga terjadi pada harga bawang merah mencapai 11,42% dari Rp 32.400 per kg menjadi Rp 28.700 per kg.  ini terutama terjadi di NTB DI Yogyakarta dan Bali.

Di sisi lain, BI mencatat terdapat beberapa komoditas yang akan mengalami inflasi bulan ini. Harga daging ayam ras dan minyak goreng masing-masing mencatatkan inflasi 0,03%, sedangkan sawi hijau dan rokok kretek filter masing-masing 0,01%.

Harga daging ayam ras secara nasional mengalami kenaikan 8,13% dalam sebulan. Harganya naik dari Rp 32.000 per Kg menjadi Rp 34.600 per Kg. Kenaikan tertinggi terutama di Papua Barat, Nusa Tenggara Timur dan NTB.

Harga minyak goreng juga naik, baik jenis curah maupun kemasan sederhana. Harga minyak goreng curah naik 2,16% dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 14.200 per liter. Kenaikan terutama di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DI Yogyakarta.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement