BI Prediksi Industri Pengolahan Kembali Ekspansi pada Kuartal IV

Abdul Azis Said
13 Oktober 2021, 16:17
Bank Indonesia, PMI-BI, Industri pengolahan
ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGROHO
Ilustrasi. BI memperkirakan volume produksi diperkirakan meningkat dan kembali berada dalam fase ekspansi dengan indeks sebesar 51,98%.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja sektor industri pengolahan akan meningkat dan kembali ke zona ekspansi pada kuartal terakhir tahun ini. Hal ini seiring pelonggaran PPKM dan meningkatnya mobilitas masyarakat.

Optimisme perbaikan di sektor industri pengolahan tersebut tercermin dari Prompting Manufacturing Index  (PMI) BI kuartal IV 2021 sebesar 51,17%, naik dari kuartal sebelumnya 48,75%. Pembacaan indeks di atas 50% mengindikasikan ekspansi, sedangkan di bawah 50% berarti kontraksi.

"Peningkatan PMI-BI didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume pesanan, dan volume persediaan barang jadi yang akan berada di fase ekspansi," tulis dalam laporan BI yang dirilis siang ini, Rabu (13/10).

Pada kuartal IV, volume produksi diperkirakan meningkat dan kembali berada dalam fase ekspansi dengan indeks sebesar 51,98%. Kondisi ini sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat serta didorong penurunan level PPKM di sejumlah wilayah terutama di Jawa-Bali.

Sejalan kenaikan volume produksi, maka indeks volume pesanan barang input juga diramal ikut naik menjadi 52,88%. Komponen volume persediaan barang jadi juga ikut naik ke indeks 52,16%. Kemudian indeks tenaga kerja dan kecepatan penerimaan barang input juga akan membaik namun masih tertahan di zona kontraksi, kedua komponen ini kompak di level yang sama 48,83%.

BI mencatat, mayoritas sektor usaha akan ekspansi setelah hampir semua sektor terkontraksi pada kuartal III 2021. Industri makanan, minuman dan tembakau mencatatkan indeks 51,43%, industri pupuk, kimia dan barang dari karet mencatat indeks 50,18%, serta industri kertas dan barang cetakan mencatatkan indeks 54,17%. Industri sektor alat angkut, mesin dan peralatannya mencatatkan indeks 51,75%, lalu industri tekstil, barang kulit dan alas kaki 50,88%.

Sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya juga mencatatkan kenaikan indeks menjadi 50,37%. Demikian pula dengan industri semen dan barang galian non logam sebesar 53,48%. Sementara itu,  industri logam dasar baja dan besi masih tertahan di zona kontraksi dengan indeks 49,66%.

BI melaporkan kinerja sektor manufaktur melambat dan jatuh ke zona kontraksi seiring kebijakan pembatasan mobilitas selama Juli-September. Perlambatan kinerja tersebut terindikasi dari indeks PMI-BI sebesar 48,75%, jatuh dari 51,45% pada kuartal sebelumnya.

Penurunan PMI-BI pada kuartal III 2021 terjadi pada seluruh komponen. Volume produksi terkontraksi dengan indeks 49,46%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya 54,20%. Ini merupakan kontraksi pertama sejak awal tahun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...