Transfer Online di BCA & CIMB Hanya Rp 2.500, Bagaimana Caranya?
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk siap memfasilitasi sistem pembayaran BI Fast yang akan mulai diimplementasikan pada pekan kedua Desember. Sistem transfer online dengan biaya maksimal Rp 2.500 per transaksi ini akan secara bertahap diimplementasikan di platform digital kedua bank swasta ini.
Direktur Utama BCA Jahja Setiatmadja mengatakan pihaknya sudah menyiapkan infrastruktur untuk mengimplementasikan sistem BI Fast Payment sesuai jadwal BI pada pekan kedua Desember. Sistem BI Fast akan diimplementasikan di berbagai platform BCA secara bertahap.
“Kemungkinan di MyBCA dulu, lalu mbanking dan platform lainnya,” ujar Jahja Setiatmadja kepada Katadata.co.id, Kamis (28/10).
MyBCA adalah digital platform yang dapat mengakses banyak rekening BCA sekaligus. Platform ini tersedia dalam bentuk aplikasi di smartphone maupun desktop atau internet banking. Platform ini berbeda dengan mbanking BCA ataupun internet banking klikBCA yang hanya dapat mengakses rekening.
MyBCA dapat dipergunakan untuk mengunduh rekening koran, menampirkan informatie saldo dan rekening dana nasabah, riwayat transaksi, mutasi rekening, transfer ke BCA virtual account, Pembukaan deposito, transfer ke rekening BCA, sakuku, serta bank lain menggunakan LLG, RTGS, dan online.
Director of Operations & Information Technology at PT Bank CIMB Niaga Mei Tjuen Tjioe juga menyatakan telah siap mengimplementasikan sistem BI Fast. CIMB Niaga akan berpartisipasi dalam sistem baru BI ini sebagai peserta langsung pada tahap awal yang dimulai pekan kedua Desember.
“Pada tahap ini, transaksi BI Fast bagi nasabah CIMB Niaga, akan tersedia di channel Internet Banking untuk nasabah individual (Octo Clicks) dan Internet Banking untuk nasabah korporasi (Biz Channel),” kata Mei.
Ia mengatakan pihaknya juga akan mengintegrasikan sistem BI Fast ke platform digital CIMB Niaga lainnya, seperti mobile banking. Namun, hal ini akan dilakukan bertahap.
Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Santoso menjelaskan, tujuan penggunaan BI Fast adalah untuk mendukung transaksi retail. Namun, penggunaan channel atau saluran untuk transaksi menggunakan sistem ini diserahkan Bank Indonesia kepada masing-masing bank atau lembaga sistem pembayaran lainnya.
"Dengan demikian, sangat mungkin BI Fast dihubungkan dengan mobile banking atau internet banking masing-masing bank," kata Santoso, awal bulan ini.
Sistem baru BI ini juga tidak hanya akan tersedia di perbankan. Ke depan, menurut Santoso, ada potensi perusahaan finansial teknologi atau fintech ikut mengimplementasikan BI Fast.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, implementasi BI Fast tahap pertama akan digelar pada pekan kedua Desember dengan melibatkan 22 perbankan sebagai peserta. "Berdasarkan penilaian terhadap kriteria kepesertaan, komitmen, dan kesiapan calon peserta, termasuk pemenuhan aspek people, process, dan technology, BI menetapkan 22 calon peserta batch 1," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/10).
Perry menjelaskan penunjukan peserta BI-Fast dilakukan dengan memperhatikan dua aspek, yakni kriteria umum dan kriteria khusus. Kriteria umum kepesertaan mencakup pemenuhan aspek kelembagaan, aspek kinerja keuangan, dan aspek kapabilitas sistem informasi. Selain itu, terdapat pula kriteria khusus 4C. Pertama, contribution atau kontribusinya dalam ekonomi dan keuangan digital.
Kedua, capability atau kemampuan permodalan dan likuiditas. Ketiga, collaboration yakni dukungan terhadap kebijakan BI ke depan. Keempat, champion in readiness yakni mengukur kesiapan peserta dari sisi people, process, technology serta kesiapan sebagai pengelola dana.
Adapun daftar calon peserta penyedian BI-Fast pada tahap pertama antara lain, BTN, Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Danamon Indonesia, Bank CIMB Niaga, BCA, Bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia, Bank Mega, BNI, BSI, BRI, Bank OCBC NISP, BTN UUS, Bank Permata UUS, Bank CIMB Niaga UUS, Bank Danamon Indonesia UUS, BCA Syariah, Bank Sinarmas, Bank Citibank NA dan Bank Woori Saudara Indonesia.