Jakarta PPKM Level 1, Rupiah Menguat ke 14.258 per dolar AS

Abdul Azis Said
2 November 2021, 10:09
rupiah, nilai tukar, jakarta, ppkm level 1, jakarta ppkm level 1
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Rupiah diperkirakan berbalik melemah di tengah penantian rencana tapering off yang kemungkinan diumumkan dalam rapat The Fed pekan ini.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,06% ke level Rp 14.267 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini di tengah sentimen penetapan status Jakarta menjadi PPKM level 1. Meski demikian, kurs garuda diramal akan berbalik melemah di tengah penantian rencana tapering off yang kemungkinan diumumkan dalam rapat The Fed pekan ini.

DKI Jakarta dan sejumlah kabupaten/kota provinsi kini berstatus PPKM level 1. Keputusan ini berlaku mulai hari ini (2/10) hingga 15 November. Selain Jakarta, daerah level 1 PPKM mencakup Kota Bogor, Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar, Kabupaten Bekasi, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang,  Kota Tegal, Kota Semarang, Kota Magelang, dan Kabupaten Demak.

Selain itu, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Blitar, dan Kota Pasuruan juga kini berstatus PPKM level 1. Sejumlah pelonggaran pun diberlakukan. Salah satunya, kapasitas pasar dan mal yang kini diperbolehkan hingga 100%.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga bergerak menguat. Yen Jepang dan dolar Hong Kong kompak menguat 0,02%, dolar Singapura 0,11%, dolar Taiwan 0,15%, won Korea Selatan 0,1%, peso Filipina 0,16%, rupee India 0,01% dan ringgit Malaysia 0,08%. Sedangkan pelemahan pada yuan Cina 0,05% bersama bath Thailand 0,09%.

Mengutip Bloomberg, rupiah terus menguat ke posisi Rp 14.258 pada pukul 10.00 WIB. Posisi ini semakin menguat dari penutupan kemarin di level Rp 14.275 per dolar AS.

Namun, analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan  rupiah masih berpotensi melemah ke level Rp 14.300 per dolar AS, dengan potensi penguatan Rp 14.200 per dolar AS. Pelemahan dipengaruhi penantian pasar terhadap rapat Komite Pasar terbuka Federal (FOMC) yang akan digelar kamis mendatang.

"Kelihatannya kekhwatiran pasar terhadap tapering meninggi sehingga pelaku pasar untuk sementara meninggalkan nilai tukar rupiah dan emerging markets lainnya," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (2/11).

Pasar mengantisipasi The Fed akan mengumumkan rencana dimulainya tapering off alias pengetatan stimulus dalam pertemuan tersebut. Sebagaimana risalah rapat September, The Fed berencana memulai tapering off berupa pengurangan pembelian aset paling cepat pertengahan November atau Desember. Dengan demikian, dapat dipastikan rencana tersebut akan diumumkan dalam pertemuan pekan ini.

The Fed akan mengurangi pembelian aset senilai US$ 15 miliar dari pembelian rutinnya US$ 120 miliar. Bank sentral juga masih tetap berencana untuk mengakhiri pembelian aset pada pertengahan 2022. The Fed menegaskan, langkah pengurangan aset tidak berkaitan dengan rencana kenaikan suku bunga.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...