Jakarta PPKM Level 1, Ekonomi Kuartal IV Diramal Bisa Tumbuh 5%

Abdul Azis Said
2 November 2021, 19:25
PPKM level 1, jakarta, pertumbuhan ekonomi, jakarta ppkm level 1
ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Optimisme kondisi ekonomi yang lebih kuat pada November-Desember bahkan muncul sebelum level PPKM diturunkan.

Pemerintah menurunkan status Jakarta dan sejumlah kota besar di pulau Jawa menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 1. Kebijakan ini berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun ini.

Selain Jakarta, wilayah lainnya yang kini juga berstatus level 1, antara lain kota dan kabupaten Tangerang, kabupaten Bekasi dan kota Bogor, Surabaya, Semarang, hingga Magelang.

Wilayah yang mengantongi status PPKM level 1 pun mendapatkan sejumlah pelonggaran pembatasan. Aktivitas bekerja dari kantor (WFO) diizinkan dengan kapasitas 75%. Pusat perbelanjaan bahkan sudah boleh beroperasi dengan kapasitas 100%. Sektor pasar modal, teknologi informasi, perhotal bisa beroperasi dengan kapasitas penuh.

Jam buka untuk restoran diperpanjang hingga pukul 22.00 dengan kapasitas 75%.  Taman, tempat wisata, kegiatan seni, pusat kebugaran, dan resepsi juga diizinkan beroperasi dengan kapasitas 75%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, relaksasi PPKM menjadi Level 1 dipastikan akan mendongkrak sisi produksi dan konsumsi masyarakat pada akhir tahun. Dengan eksepektasi tersebut, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai kisaran 4,5%-5% pada kuartal keempat ini.

"Namun dengan syarat kondisi kasus Covid-19 dapat dipertahankan rendah dan tidak mengalami lonjakan lagi sehingga cukup stabil untuk mendorong pemulihan bahkan hingga tahun depan," kata Josua kepada Katadata.co.id, Selasa (2/11).

Optimisme kondisi ekonomi yang lebih kuat pada November-Desember, menurut Josua, bahkan muncul sebelum level PPKM diturunkan. Ini seiring dengan aktivitas ekonomi yang mulai pulih akibat melandainya kasus Covid-19. Hal ini terindikasi dari indeks PMI Manufaktur bulan lalu yang melonjak 57,2 poin, tertinggi sepanjang sejarah.

Selain itu indeks harga konsumen (IHKO juga mencatatkan inflasi 0,12% secara bulanan. Kinerja tersebut, menurut Josua, dapat  dicapai bahkan saat pemerintah masih memberlakukan PPKM level 2-3 di sebagian besar wilayah Jawa-Bali.

Josua memperkirakan, meningkatnya daya beli juga akan didorong olah  periode musiman natal dan tahun baru (nataru) yang biasanya mendongkrak konsumsi. Sekalipun libur Nataru dipangkas, oa memperkirakan aktivitas konsumsi masyarakat masih akan tinggi.

"Ini terindikasi dari tarif transportasi udara pada Oktober yang mulai naik sekalipun PPKM masih level 2 di berbagai daerah," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...